Ketika para penguasa Islam di Iran memperingati periode berkabung selama lima hari atas kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter yang terjadi di barat laut negara itu pada hari Minggu (19/5), banyak warga Iran yang menentang Republik Islam itu merayakan kematian Raisi di dalam negeri, di luar negeri, dan di media sosial.
Raisi, yang meninggal pada usia 63 tahun, dicerca oleh para penentang pemerintah Islam otoriter Iran, karena berperan penting sebagai jaksa yang memerintahkan pembunuhan massal terhadap tahanan politik pada tahun 1988. Ia juga menggunakan kekuasaan kepresidenannya untuk menekan gerakan protes hak-hak perempuan dengan kekerasan. Gelombang aksi protes itu meletus secara nasional pada akhir tahun 2022 dan berlanjut hingga tahun 2023.
Video-video yang diterima VOA pada hari Senin (20/5) dan dianggap kredibel, menunjukkan orang-orang di berbagai wilayah di Iran berbagi permen dan coklat untuk merayakan kematian Raisi.
Dalam sebuah video yang dikirim ke pembawa acara VOA TV Persia, Masih Alinejad dan disebarkan olehnya di media sosial, seorang perempuan yang wajahnya tidak ditunjukkan, membawa nampan berisi kue-kue manis di taman umum dan menawarkannya kepada perempuan lain di dekatnya.
VOA tidak dapat memverifikasi secara independen video perayaan itu, karena dilarang melaporkan dari dalam wilayah Iran.
Penentang Republik Islam Iran di kalangan diaspora, ikut dalam kegiatan perayaan yang lebih terbuka, di luar misi diplomatik Iran di kota-kota besar di Eropa pada hari Senin. [ps/rs]
Forum