Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada Selasa (28/5) mendiskusikan pentingnya penghentian perang di Sudan bersama penglima militer negara itu, Abdel Fattah al-Burhan, ungkap Departemen Luar Negeri AS.
Kedua belah pihak “mendiskusikan pentingnya untuk segera mengakhiri konflik di Sudan dan memungkinkan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, termasuk lintas perbatasan negara, untuk meringankan penderitaan rakyat Sudan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Dalam pembicaraan telepon selama sekitar 30 menit, Blinken “juga mendiskusikan kelanjutan negosiasi dalam platform Jeddah dan pentingnya melindungi warga sipil dan mengurangi pertempuran di El-Fasher, Darfur Utara,” kata Miller.
Pada pertengahan April, AS mengatakan bahwa pembicaraan damai untuk perang Sudan akan diselenggarakan oleh Arab Saudi di Kota Jeddah dalam tiga pekan ke depan, meskipun tanggal pembicaraan itu belum diumumkan.
Setidaknya 134 orang tewas dalam dua pekan dalam pertempuran yang terjadi di Kota El-Fasher, menurut data yang dipublikasikan oleh organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) pada hari Minggu (26/5).
Sejak April 2023, Sudan telah terpecah belah akibat perang antar tentara, yang dipimpin oleh Burhan dan mantan deputinya, Mohamed Hamdan Daglo, yang mengomandoi kelompok paramiliter, Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
El-Fasher di Darfur utara adalah satu-satunya ibu kota negara bagian di wilayah barat yang tidak berada di bawah kekuasaan RSF, dan menjadi pusat aktivitas kemanusiaan penting bagi wilayah yang berada di tepi jurang kelaparan itu.
Wilayah tersebut telah mengalami pertempuran sporadis sejak pecahnya perang, namun pertempuran sengit kembali terjadi pada 10 Mei lalu, dalam apa yang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebut sebagai “sebuah tahap baru yang menjadi peringatan” dalam konflik itu.
Keseluruhan konflik di Sudan dalam setahun terakhir telah menewaskan puluhan ribu orang, termasuk hingga 15 ribu di sebuah kota di Darfur barat, menurut para ahli PBB. [ns/lt]
Forum