Biro Investigasi Federal atau FBI dalam pernyataannya Minggu (14/7) mengatakan berhasil mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun sebagai "subyek yang terlibat" dalam upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump.
Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki insiden penembakan pada Sabtu (13/7) waktu setempat itu sebagai upaya pembunuhan. Trump tertembak di telinga kanannya saat berkampanye di Pennsylvania.
"Malam ini, kami menangani apa yang kami sebut sebagai upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump. Lokasi kejadian masih dalam penyelidikan," kata Kevin Rojek, agen khusus yang memimpin kantor lapangan FBI di Pittsburgh, dalam konferensi pers.
Ketika ditanya apakah penegak hukum tidak mengetahui bahwa penembak berada di atap sampai dia mulai menembak, Rojek menjawab, “itulah penilaian kami saat ini.”
“Mengejutkan” bahwa penembak mampu melepaskan peluru sebanyak itu, kata Rojek. Dia menambahkan bahwa “semua perinciannya akan diungkapkan nanti setelah penyelidikan.”
Pelaku penembakan tewas, satu peserta kampanye juga tewas, dan dua perserta lainnya mengalami luka, menurut pernyataan dari Dinas Rahasia (Secret Service).
Rojek menyatakan bahwa penyelidikan mengenai insiden tersebut dapat memakan waktu berbulan-bulan.
Penembakan tersebut terjadi segera setelah Trump naik panggung saat acara kampanye di Kota Butler pada pukul 18.00 waktu setempat Sabtu (13/7) atau pukul 05.00 WIB, Minggu (14/7).
"Kami akan terus mendukung penyelidikan ini dengan seluruh sumber daya FBI, bersama mitra kami di Secret Service AS serta penegak hukum negara bagian dan lokal," kata FBI sebelumnya dalam sebuah pernyataan.
Peristiwa tersebut mendorong Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, dan mantan Presiden Barack Obama mengeluarkan pernyataan keras yang mengecam kekerasan politik.
Insiden ini berpotensi meningkatkan ketegangan dan memperumit pemilihan presiden yang sudah sulit, serta memicu retorika dalam perdebatan nasional yang sudah memanas.
Komite Nasional Partai Republik dalam pernyataan di situs media sosial X pada Sabtu menyatakan bahwa Trump tetap berencana untuk hadir di konvensi partai di Milwaukee pada Senin (15/7).
Trump juga mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan di situs media sosialnya bahwa penembaknya tewas, dan satu peserta kampanye meninggal dunia, serta seorang lainnya terluka. Dalam pernyataan yang dipublikasikan di X, Secret Service menyebutkan bahwa dua orang yang hadir di rapat umum tersebut terluka, bukan satu.
Trump juga berterima kasih kepada Secret Service dan penegak hukum atas kerja mereka.
“Yang paling penting,” katanya, “Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga korban yang terbunuh dalam rapat umum tersebut, dan juga kepada keluarga korban lain yang terluka parah. Sungguh luar biasa tindakan seperti ini bisa terjadi di negara kita. Tidak ada yang diketahui saat ini tentang penembaknya, yang sekarang sudah mati," tulisnya.
“Saya tertembak peluru yang menembus telinga kanan atas,” lanjutnya. “Saya langsung tahu ada yang tidak beres, saya mendengar suara mendesing, tembakan, dan langsung merasakan peluru menembus kulit. Banyak pendarahan yang terjadi, jadi saya menyadari apa yang terjadi. TUHAN MEMBERKATI AMERIKA!"
Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut mengenai kondisinya atau apakah tindakan tersebut sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan.
Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di X, juru bicara Secret Service Anthony Guglielmi tidak menggunakan istilah "pembunuhan," dan hanya menyatakan bahwa "insiden tersebut sedang diselidiki."
Tak lama setelah acara itu, Biden mengeluarkan pernyataan yang menyatakan, “Saya berdoa untuk dia [Trump], dan keluarganya serta untuk semua orang yang hadir pada kampanye tersebut.” Ia melanjutkan, “Tidak ada tempat untuk kekerasan seperti ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya.”
Wakil Presiden Harris juga mengeluarkan pernyataan yang mendoakan Trump baik-baik saja dan mengatakan, “Kita semua harus mengecam tindakan menjijikkan ini dan melakukan tugas kita untuk memastikan bahwa tindakan ini tidak menyebabkan lebih banyak kekerasan,” ujar Harris
Beberapa menit kemudian, Biden berbicara kepada wartawan.
“[Insiden] ini mengerikan. Ini lah salah satu alasan kita harus menyatukan negara ini. Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Kita tidak bisa seperti ini. Kita tidak bisa membenarkan hal ini.” [ah/ft]
Sebagian informasi pada berita ini berasal dari Reuters dan Associated Press.
Forum