Tautan-tautan Akses

Kremlin: Penolakan Prancis Beri Izin Jurnalis Rusia Liput Olimpiade Paris Tak Dapat Diterima


Jurnalis mengunjungi venue Stadion Menara Eiffel tempat penyelenggaraan acara voli pantai Olimpiade Paris 2024, di kaki Menara Eiffel di Paris, Prancis, 25 Juni 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)
Jurnalis mengunjungi venue Stadion Menara Eiffel tempat penyelenggaraan acara voli pantai Olimpiade Paris 2024, di kaki Menara Eiffel di Paris, Prancis, 25 Juni 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)

Kremlin, Senin (22/7) mengatakan bahwa keputusan Prancis untuk menolak memberikan izin kepada beberapa jurnalis Rusia untuk Olimpiade Paris 2024 karena kekhawatiran akan keamanan, tidak dapat diterima dan menuduh pihak berwenang Prancis merusak kebebasan media.

Pelaksana tugas Menteri Dalam Negeri Prancis mengatakan pada Minggu bahwa dinas keamanan Prancis menolak lebih dari 4.000 permohonan akreditasi Olimpiade, termasuk karena kekhawatiran spionase dan serangan siber.

Gerald Darmanin menyebutkan bahwa beberapa permohonan yang ditolak berasal dari Rusia dan Belarus, sekutu dekat Moskow. Ia mengungkapkan bahwa hampir seratus permohonan ditolak karena kekhawatiran spionase.

Ketika ditanya tentang penolakan untuk mengakreditasi beberapa jurnalis Rusia untuk Olimpiade, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, "Kami menilai keputusan semacam itu tidak dapat diterima. Kami percaya keputusan ini melemahkan kebebasan media dan jelas melanggar seluruh komitmen Prancis terhadap OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa) serta organisasi lainnya," katanya.

FILE - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (Maxim Shemetov/REUTERS)
FILE - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (Maxim Shemetov/REUTERS)

“Dan tentu saja kami ingin melihat tanggapan terhadap keputusan tersebut dari organisasi hak asasi manusia yang relevan, serta organisasi yang berfokus pada prinsip dan aturan kebebasan media.”

Pada Jumat, negara-negara Barat menuduh Rusia mengekang kebebasan media secara brutal, setelah pengadilan menyatakan reporter AS Evan Gershkovich bersalah atas tuduhan spionase dan menjatuhkan hukuman 16 tahun penjara di koloni dengan keamanan maksimum.

Kantor berita tempatnya bekerja, Wall Street Journal, menyebut putusan tersebut sebagai "vonis yang memalukan dan tidak sah.” Mereka mengatakan bahwa Evan Gershkovich hanya menjalankan tugasnya sebagai reporter yang telah diakreditasi oleh Kementerian Luar Negeri untuk bekerja di Rusia.

Kremlin menyatakan bahwa kasus dan persidangan adalah ranah pengadilan, tetapi sebelumnya mengklaim tanpa bukti bahwa Gershkovich tertangkap basah sedang melakukan kegiatan spionase.

Hubungan antara Rusia dan Prancis memburuk akibat perang di Ukraina.

Prancis turut memasok peralatan militer ke Kyiv. Presiden Emmanuel Macron menyebut Rusia di bawah Vladimir Putin sebagai musuh, serta memperingatkan bahwa kredibilitas Eropa akan runtuh jika Moskow memenangkan perang. [ah/es]

Forum

XS
SM
MD
LG