Militer Israel, Kamis (8/1), mengonfirmasi bahwa komandan militer Hamas, Mohammed Dei, tewas dalam serangan udara bulan lalu di bagian selatan Jalur Gaza selatan.
Konfirmasi itu diumumkan sehari setelah Hamas dan Iran mengatakan pemimpin gerakan Palestina, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran. Israel belum mengomentari laporan itu.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan "Mohammed Deif, Osama bin Laden dari Gaza telah dimusnahkan" pada 13 Juli.
Gallant menambahkan bahwa Ini adalah “tonggak penting dalam proses pembongkaran Hamas” di Gaza.
Gallant mengatakan pembunuhan Deif pada 13 Juli “merupakan tonggak penting dalam proses pembubaran Hamas sebagai otoritas militer dan pemerintahan di Gaza, dan dalam pencapaian tujuan perang ini.”
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, berdasarkan penilaian intelijen, mereka menyimpulkan Deif tewas tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Israel telah menargetnya dalam sebuah serangan yang menewaskan sedikitnya 90 orang, tetapi nasib Deif tidak diketahui. Hamas belum mengonfirmasi atau membantah kematiannya.
Gallant mengatakan operasi Juli itu “dilakukan secara tepat dan profesional” oleh Pasukan Pertahanan Israel dan Badan Keamanan Israel. “Operasi ini mencerminkan fakta bahwa Hamas sedang terpecah belah, dan bahwa teroris Hamas mungkin akan menyerah atau mereka akan disingkirkan,” kata Gallant.
Deif telah lolos dari beberapa upaya pembunuhan Israel. Israel telah mengebom rumahnya pada tahun 2014, menewaskan istri dan putranya yang masih bayi.
Ketika serangan terhadap Israel dimulai Oktober lalu, Deif merilis rekaman pidato yang mengatakan Hamas telah meluncurkan operasi tersebut sehingga “musuh akan mengerti bahwa waktu amukan mereka tanpa pertanggungjawaban telah berakhir.”
“Para pejuang yang saleh, ini adalah hari kalian untuk mengubur penjahat yang jadi musuh kita ini,” katanya tentang Israel dalam siaran di TV Al-Aqsa milik Hamas. “Waktunya telah berakhir. Bunuh mereka di mana pun kalian menemukan mereka. ... Singkirkan kotoran ini dari tanah kalian dan tempat-tempat suci kalian. Bertarunglah dan para malaikat akan bertarung denganmu."
Militer Israel mengatakan jet tempur telah menyerang Khan Yunis pada 13 Juli dan “menyusul penilaian intelijen, dapat dipastikan bahwa Mohammed Deif dimusnahkan dalam serangan tersebut”.
Militer Israel mengatakan dia terbunuh bersama salah satu komandan utamanya, Rafa Salama.
Otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 90 orang tewas dalam serangan itu, tetapi Hamas membantah Deif termasuk di antara mereka.
“Deif memprakarsai, merencanakan, dan melaksanakan pembantaian 7 Oktober,” kata militer.
Pada hari itu kelompok militan Islam tersebut menyerang Israel selatan, menewaskan 1.197 orang, menurut penghitungan kantor berita AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Deif menjadi komandan sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, pada 2002.
Dia termasuk orang paling dicari Israel selama hampir tiga dekade dan masuk dalam daftar “teroris internasional” Amerika Serikat (AS) sejak 2015.
“Selama perang, dia memimpin aktivitas teroris Hamas di Jalur Gaza dengan mengeluarkan perintah dan instruksi kepada anggota senior sayap militer Hamas,” kata militer.
Deif, yang bernama asli Mohammed Diab al-Masri, lahir di kamp pengungsi Khan Yunis pada 1965.
Kata Deif berarti "pengunjung" atau "tamu". Ada yang mengatakan dia memilih nama itu karena dia selalu bergerak bersama pemburu Israel yang mengikuti jejaknya dan tidak pernah menghabiskan lebih dari satu malam di tempat yang sama.
Kucing dengan Sembilan Nyawa
Musuh-musuhnya menjuluki Deif sebagai "kucing dengan sembilan nyawa" karena seringnya dia lolos dari maut.
Pada 2014, istri Deif dan seorang putranya yang berusia tujuh bulan tewas dalam serangan udara Israel ke Gaza.
Deif-lah yang memberi aba-aba dimulainya serangan Hamas – operasi "Banjir Al-Aqsa" – melalui pesan audio pada 7 Oktober.
Deif terlibat dengan Hamas pada 1980an ketika ia masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Gaza.
Dikatakan, dia telah memainkan peran penting dalam pembuatan jaringan terowongan besar yang dibangun di bawah Gaza.
Pada Mei, kepala jaksa penuntut di Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) meminta surat penangkapan untuk Deif dan Yahya Sinwar atas kejahatan perang serta kejahatan kemanusiaan. Yahya, pemimpin Hamas di Gaza, masih diburu oleh Israel.
Pemimpin politik Hamas, Haniyeh, yang tewas pada Rabu di ibu kota Iran, juga masuk dalam daftar itu.
Jaksa juga meminta surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Gallant.
Selama serangan pada 7 Oktober, militan juga menangkap 251 orang, 111 orang masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer tewas.
Serangan balasan oleh militer Israel sejak saat itu telah menewaskan 39.480 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut, yang tidak memberikan perincinan mengenai kematian warga sipil dan militan. [ft/es/lt/ab]
Forum