Militer Israel pada hari Minggu (4/8) mengatakan bahwa setidaknya "hingga kini" mereka belum mengubah kebijakannya untuk melindungi warga sipil, seiring dengan Iran dan Hizbullah yang diperkirakan akan membalas pembunuhan yang dituduhkan kepada Israel atas dua anggota seniornya.
"Saya ingin merujuk malam ini kepada berbagai laporan dan rumor bahwa kami dalam keadaan siaga untuk menghadapi respon musuh terhadap wilayah Negara Israel," kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pengarahan kepada para wartawan.
"Saya tekankan bahwa sampai saat ini tidak ada perubahan dalam kebijakan pertahanan Komando Garis Depan," katanya tentang cabang militer yang menangani perlindungan warga sipil di masa perang dan darurat, termasuk bencana alam.
Hagari beserta para pejabat tinggi militer dan pemerintahan Israel lainnya, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah berulang kali mengatakan bahwa Israel siap menghadapi serangan apa pun.
Namun, Hagari mengatakan bahwa perlindungan Israel tidak bersifat "kedap udara."
"Kami berusaha untuk memberikan peringatan yang diperlukan untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman apa pun," katanya.
"Perlindungan ini tidak bersifat tertutup. Oleh karena itu, setiap warga negara diharuskan untuk mengetahui apa saja instruksinya, di mana pun dia berada dan waspada."
Hagari juga mengumumkan bahwa Komando Garis Depan telah meluncurkan sistem baru untuk memperingatkan warga jika terjadi keadaan darurat.
"Peringatan tersebut akan dikirim ke ponsel di area yang terancam," katanya.
"Hal ini dilakukan tanpa memerlukan aplikasi dan tanpa tindakan apa pun dari warga."
Kekhawatiran atas perang Gaza, yang telah berlangsung hampir 10 bulan, akan dapat menjadi konflik regional muncul setelah pembunuhan komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr pada hari Selasa (30/7) di pinggiran kota Beirut dan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh pada hari berikutnya di Teheran.
Iran dan sekutunya Lebanon, Hizbullah, telah bersumpah akan membalas kematian yang mereka tuduhkan kepada Israel.
Israel telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, tetapi tetap bungkam atas kematian Haniyeh.
Hizbullah telah melakukan kontak senjata hampir setiap hari dengan Israel sejak perang meletus di Gaza pada 7 Oktober lalu, menyusul serangan Hamas yang belum pernah terjadi terhadap Israel. [th/ka]
Forum