Tautan-tautan Akses

Turki, Irak Sepakati Kerja Sama Militer, Keamanan, dan Kontraterorisme


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kiri, dan PM Irak Mohammed Shia al-Sudani bertukar perjanjian penandatanganan selama pertemuan mereka di Baghdad, Irak, pada 22 April 2024 (foto: dok).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kiri, dan PM Irak Mohammed Shia al-Sudani bertukar perjanjian penandatanganan selama pertemuan mereka di Baghdad, Irak, pada 22 April 2024 (foto: dok).

Turki dan Irak telah menandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama militer, keamanan dan kontraterorisme, kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, Kamis (15/8), setelah pembicaraan keamanan tingkat tinggi di Ankara.

Kedua negara bertetangga itu dalam beberapa tahun terakhir berselisih mengenai operasi militer lintas batas Ankara melawan kelompok militan terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berbasis di wilayah pegunungan Irak utara. Irak mengatakan operasi tersebut melanggar kedaulatannya, namun Ankara mengatakan operasi tersebut diperlukan untuk melindungi diri mereka.

Hubungan kedua negara telah membaik sejak tahun lalu, ketika mereka sepakat untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi mengenai masalah keamanan, dan setelah kunjungan Presiden Turki Tayyip Erdogan ke Baghdad pada bulan April, di mana ia mengatakan hubungan tersebut telah memasuki fase baru.

Ankara dan Baghdad mengadakan pertemuan putaran keempat minggu ini sebagai bagian dari mekanisme dialog. Pada bulan Maret, Irak menyebut PKK sebagai “organisasi terlarang di Irak” – sebuah langkah yang disambut baik oleh Turki.

Fidan, yang berbicara bersama sejawatnya dari Irak Fuad Hussein setelah pembicaraan mereka di Ankara, mengatakan perjanjian yang ditandatangani oleh menteri pertahanan kedua belah pihak memiliki "kepentingan bersejarah", sementara Hussein mengatakan perjanjian itu adalah "yang pertama dalam sejarah Irak dan Turki" di bidang tersebut.

Sumber diplomatik Turki mengatakan, dengan perjanjian tersebut, Pusat Koordinasi Keamanan Bersama akan didirikan di Bagdad bersama dengan Pusat Pelatihan dan Kerjasama Gabungan di Bashiqa.

Hussein, yang berbicara tentang kamp pelatihan Bashiqa, mengatakan "tanggung jawabnya ada pada angkatan bersenjata Irak", tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler mengatakan kepada Reuters bahwa langkah-langkah baru-baru ini yang diambil oleh Turki dan Irak dalam melawan terorisme menandai titik balik dalam hubungan mereka, dan menambahkan bahwa Ankara ingin Baghdad melangkah lebih jauh dan melabeli PKK sebagai organisasi teroris sesegera mungkin. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG