Jumlah pemilih di Georgia berhasil memecahkan rekor, saat negara bagian yang juga menjadi medan pertempuran utama dalam pemilu AS itu, menggelar pemungutan suara awal untuk pemilihan presiden 5 November.
Pejabat pemilihan kedua di Georgia, Gabriel Sterling, mengatakan jumlah pemilih yang memberikan suara pada hari pertama pemungutan suara awal, hampir dua kali lipat dari yang tercatat di negara bagian itu pada 2020.
Salah satu di antara yang menggunakan hak pilihnya adalah Matthew Brown yang berasal dari wilayah Cobb County Georgia.
“Sangat penting bagi setiap orang untuk setidaknya menyuarakan suara mereka. Tanggal 6 Januari adalah momen yang menentukan bagi saya dan saya pikir kita harus memisahkan kebijakan praktis yang membantu orang, dari kebijakan politik yang memecah belah kita,” ujarnya.
Dengan 8,2 juta pemilih terdaftar, Georgia sangat penting dalam persaingan ketat antara calon presiden Demokrat, Kamala Harris, dan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump.
“Saya pikir ini mungkin musim pemungutan suara terpenting dalam hidup kita,” kata Peg Timpone, seorang pemilih di Georgia.
Dia menjelaskan mengapa memberikan suara dalam pemilihan ini sangat berarti baginya.
“Saya ada di usia, di mana hak-hak perempuan mulai menjadi fokus pada awal tahun 70-an. Dan melihat kita kehilangan itu, saya percaya pada pilihan, setiap orang punya pilihan, tetapi saya juga percaya harus ada pemisahan antara gereja dan negara,” kata dia.
Pemungutan suara awal, baik secara langsung maupun melalui pos, telah menjadi semakin populer di kalangan pemilih AS.
Menurut Election Lab Universitas Florida, hampir 1 dari 7 pemilih memberikan suara mereka sebelum hari pemilihan pada pilpres 2020. [ns/jm]
Forum