Pasukan Israel pada Kamis (7/11) melancarkan sejumlah serangan udara besar yang menargetkan kawasan pinggiran selatan Beirut. Serangan itu berlangsung sehari setelah Israel melancarkan serangan yang luas di bagian timur dan selatan Lebanon yang menewaskan 52 orang dan melukai 161 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan pada hari Kamis itu mencakup serangan di dekat bandara internasional Lebanon. Serangan tersebut terjadi setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi yang meminta orang-orang agar meninggalkan daerah itu.
Militer Israel mengatakan telah memulai serangan udara terhadap infrastruktur militer dan markas besar Hizbullah di Beirut.
Juga pada Kamis, PBB mengatakan lima anggota pasukan penjaga perdamaiannya mengalami luka ringan sewaktu melakukan konvoi di Sidon, kota di bagian selatan Lebanon, yang berada dalam jarak dekat dengan serangan drone. Palang Merah Lebanon merawat mereka di lokasi itu. Tiga tentara Angkatan Darat Lebanon yang menjaga sebuah pos pemeriksaan juga mengalami cedera dalam serangan itu. PBB tidak menyebutkan apakah drone itu milik Israel atau Hizbullah.
“Kami kembali mengingatkan dengan tegas semua pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan personel serta pasukan penjaga perdamaian PBB,” kata juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada wartawan. “Kami mendesak semua pihak agar segera menghentikan kekerasan. Kami terus mendukung upaya-upaya ke arah gencatan senjata dan solusi diplomatik.”
Lebih dari 3.100 orang telah tewas di Lebanon dalam konflik yang telah berlangsung selama 13 bulan antara Israel dan Hizbullah. Sebagian besar korban terbunuh sejak pertempuran meningkat dramatis pada pertengahan September lalu dan pasukan Israel memasuki Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Lebih dari 1 juta orang telah mengungsi. Sejak 23 September, PBB mengatakan militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk lebih dari 160 desa dan lebih dari 130 bangunan di daerah-daerah yang terdampak konflik di Lebanon.
Gaza
Juga pada Kamis, militer Israel meningkatkan serangan udara di berbagai penjuru Jalur Gaza dan memerintahkan lebih banyak lagi evakuasi.
“Hari ini, orang-orang yang tinggal di beberapa daerah di Gaza Utara dan provinsi Gaza diperintahkan keluar lagi oleh otoritas Israel,” kata juru bicara PBB Tremblay kepada wartawan.
Ia mengatakan sekitar 14.000 warga Palestina yang mengungsi saat ini tinggal di tempat-tempat penampungan dan lokasi lainnya di daerah itu.
Pekerja bantuan kemanusiaan terus berjuang untuk membantu warga. Hingga Rabu (6/11), kantor kemanusiaan PBB mengatakan satu-satunya bantuan PBB yang diizinkan memasuki wilayah Gaza utara sejak dimulainya pengepungan Israel di wilayah itu satu bulan silam, adalah pasokan yang dikirim ke rumah sakit-rumah sakit selama misi evakuasi medis.
“Serangan Israel menghalangi warga Palestina mengakses kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup mereka,” kata Tremblay.
Terlepas dari permusuhan yang terus berlangsung, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra-mitranya berhasil mengevakuasi 90 pasien dari Gaza, termasuk 38 anak-anak pada Rabu. PBB mengatakan lebih dari 30 pasien yang dievakuasi itu mengidap kanker dan 12 lainnya mengalami luka parah. Bersama dengan pendamping mereka, para pasien dikirim ke Uni Emirat Arab dan Rumania untuk mendapat perawatan.
Lebih dari satu tahun silam, militan Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan terhadap Israel yang memicu perang sekarang ini. Israel meyakini bahwa Hamas masih menyandera 101 orang, termasuk 35 yang disebut militer telah tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 43.300 orang Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, yang tidak membedakan anggota militan dan warga sipil dalam penghitungannya.
Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS dan negara-negara Barat lainnya. [uh/ns]
Koresponden VOA untuk PBB Margaret Besheer berkontribusi dalam laporan ini. Beberapa informasi lainnya berasal dari The Associated Press dan Reuters.
Forum