Sedikitnya lima orang tewas, termasuk tiga staf badan derma “World Central Kitchen” dalam serangan udara Israel ke Jalur Gaza pada Sabtu (30/11). Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang seorang anggota kelompok militan Hamas yang dipekerjakan WCK dan “ikut ambil bagian dalam pembantaian di Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023.”
WCK belum menanggapi permohonan komentar berbagai media, tetapi ini bukan serangan pertama terhadap badan pimpinan José Andrés itu. Sebelumnya pada April lalu Israel juga melancarkan serangan udara terhadap konvoi WCK yang menewaskan tujuh pekerja bantuannya. Sementara serangan pada Juli, menewaskan satu staf WCK.
Serangan terbaru Israel terhadap pekerja bantuan WCK hanya berselang dua hari setelah serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia pada Rabu (27/11) sebagaimana diinformasikan tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di website mereka.
“Pasukan Israel menembaki semua jendela, atap rumah sakit, tangki air, dan fasilitas lainnya. “Listrik juga sempat padam akibat serangan tersebut,” kata Ketua Dewan Pembina MER-C Sarbini Abdul Murad, seraya menambahkan “semua kaca jendela di lantai empat dan lima rumah sakit ini hancur, sementara atap rumah sakit dan genset di halaman terkena tembakan.”
"Jadi intinya itu ingin memberikan satu pesan kepada tenaga kesehatan dan pasien, Anda harus kosongkan karena (wilayah) utara (Gaza) itu mau dikosongkan, mau diambil alih dan dijadikan zona penyangga oleh mereka. Ini yang terus terjadi. Tenaga kesehatannya ketakutan tapi mereka pasrah," kata Sarbini kepada VOA, Jumat (29/11).
Sarbini menambahkan, ketika Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia, masih ada 15 tenaga kesehatan dan sekitar 40 pasien di dalam fasilitas itu. Bagian dalam rumah sakit itu kini sangat memprihatinkan, dengan hanya sedikit peralatan dan obah2an. Meskipun demikian masih ada 15 tenaga kesehatan yang tetap bertahan, dan mengobati pasien yang masih terus berdatangan.
Tim medis MER-C keenam yang saat ini bertugas di dua Rumah Sakit di Gaza City yakni RS Al-Shifa dan Public Aid Hospital telah lima kali mengajukan izin melalui WHO untuk bisa masuk ke Gaza Utara. Mereka hendak membantu memberikan pelayanan di Rumah Sakit Indonesia dan Kamal Udwan, namun Israel belum memberikan izin.
Tekanan terhadap Petugas Kesehatan
Pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan serangan itu jelas merupakan tekanan dari Israel terhadap pengelola Rumah Sakit Indonesia agar mereka berhenti melakukan aktivitas kemanusiaan di wilayah tersebut.
"Ini kan seperti bentuk-bentuk teror yang mereka lakukan agar mereka (para tenaga medis di Rumah Sakit Indonesia) kehilangan keberanian untuk terus melakukan kegiatan kemanusiaan dalam hal melayani pasien-pasien yang ada di Gaza. Tentu ini pelanggaran terhadap perang yang dilakukan oleh Israel karena menjadikan rumah sakit sebagai sasaran," ujarnya.
Yon menegaskan serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia menunjukkan Israel bisa melakukan apa saja, termasuk menyerang tempat-tempat semestinya dilindungi. Ini jelas pelecehan terhadap hukum internasional, ujarnya,
Untuk itu pemerintah Indonesia, tambah Yon, sedianya melancarkan protes keras terhadap Israel atas serangan yang terhadap Ruamh sakit Indonesia di Gaza. [fw/em]
Forum