Militer Suriah pada Minggu (1/12) mengirimkan bala bantuan untuk mendorong mundur para pemberontak agar tidak masuk lebih jauh ke pedesaan Hama, di bagian utara negara itu, setelah mereka merebut Aleppo dan lokasi-lokasi strategis di sekitarnya di provinsi yang berdekatan dalam sebuah serangan mendadak.
Para pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham mengambil alih sebagian besar wilayah Aleppo pada hari Sabtu (30/11), dan mengklaim telah memasuki Kota Hama. Tidak ada konfirmasi independen atas klaim mereka itu.
Secara terpisah komandan pemberontak Kolonel Hassan Abdulghani mengatakan kelompok mereka juga telah menguasai Sheikh Najjar – yang dikenal sebagai “kota industri” di Aleppo, di sebelah timur laut kota itu – serta akademi militer Aleppo, dan pusat pendidikan artileri lapangan di sebelah barat daya.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang melakukan perjalanan ke Ibu Kota Suriah, Damaskus, pada Minggu, mengatakan kepada wartawan bahwa Iran akan mendukung pemerintah dan militer Suriah.
Angkatan Bersenjata Assad Tak Siap?
Serangan yang cepat dan mengejutkan ini sangat memalukan bagi Presiden Suriah Bashar Assad dan menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan angkatan bersenjatanya. Serangan ini terjadi ketika sekutu Assad – Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya, serta Rusia – sedang disibukkan dengan konflik mereka sendiri.
Televisi pemerintah Suriah mengklaim bahwa pasukan pemerintah telah menewaskan hampir 1.000 pemberontak dalam tiga hari terakhir, tanpa memberikan bukti atau rincian.
Kelompok pemantau HAM di Suriah yang berkantor di Inggris mengatakan bala bantuan pemerintah menciptakan "garis pertahanan yang kuat" di pedesaan utara Hama. Kelompok pemantau ini dan jaringan berita yang dikelola pemerintah Suriah, Al-Ikhbariyah, juga melaporkan serangan udara Rusia, baik di Idlib dan beberapa daerah yang kini berada di bawah kendali pemberontak.
Dalam komentar publik pertamanya sejak dimulainya serangan, yang dirilis oleh kantor berita negara pada Sabtu (30/11) malam, Assad mengatakan Suriah akan terus “mempertahankan stabilitas dan integritas teritorialnya dari teroris dan pendukung mereka.” Ditambahkannya, Suriah mampu mengalahkan kelompok pemberontak itu tidak peduli seberapa besar intensitas serangan mereka.
Pertempuran Aleppo 2016 adalah titik balik dalam perang antara pasukan pemerintah Suriah dan pejuang pemberontak setelah demonstrasi besar-besaran menentang pemerintahan Assad pada 2011 bergulir menjadi perang habis-habisan. [em/ab]
Forum