Tautan-tautan Akses

PBB: Kami Ingin Melihat Masa Depan Terbaik bagi Rakyat Suriah 


Anggota pasukan pemberontak membentangkan bendera oposisi Suriah di Masjid Umayyad di Damaskus, pada 9 Desember 2024. (Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh)
Anggota pasukan pemberontak membentangkan bendera oposisi Suriah di Masjid Umayyad di Damaskus, pada 9 Desember 2024. (Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (9/12) mengatakan, bahwa mereka menginginkan “masa depan terbaik” bagi rakyat Suriah “yang mereka pilih sendiri”, sehari setelah pemberontak merebut ibu kota Suriah, Damaskus, dan Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyampaikan komentar tersebut dalam sebuah konferensi pers.

“Kami ingin melihat masa depan terbaik bagi rakyat Suriah, yang mereka pilih sendiri, yang inklusif, yang sepenuhnya menghormati hak-hak kaum minoritas. Seperti yang kita ketahui dan seperti yang Anda ketahui, situasinya bergerak sangat cepat. Saya pikir semuanya akan menjadi lebih jelas dalam beberapa hari mendatang,” kata Dujarric.

Sebelumnya pada Senin, kepala lembaga pengungsi PBB meminta kesabaran semua pihak, karena jutaan orang Suriah yang mengungsi akibat perang saudara selama 13 tahun mempertimbangkan kemungkinan untuk kembali ke negara itu, setelah tergulingnya presiden otokratis Bashar al-Assad.

“Ada peluang luar biasa bagi Suriah untuk bergerak menuju perdamaian dan bagi rakyatnya untuk mulai kembali ke rumah,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada jurnalis.

“Namun dengan situasi yang masih tidak menentu, jutaan pengungsi dengan hati-hati menilai seberapa aman untuk melakukannya. Beberapa bersemangat, sementara yang lain ragu-ragu,” tambahnya.

Dia menyerukan “kesabaran dan kewaspadaan” saat para pengungsi mempertimbangkan pilihan mereka.

Pada Senin, negara-negara Eropa telah menangguhkan permohonan suaka dari warga Suriah hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Perdana menteri di masa kepemimpinan Bashar al-Assad, Presiden Suriah yang digulingkan, mengatakan pada Senin, dia telah setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada Pemerintahan Penyelamat yang dipimpin kelompok pemberontak.

Pengalihan kekuasaan yang akan segera terjadi menyusul perang saudara selama 13 tahun dan berakhirnya lebih dari 50 tahun pemerintahan brutal oleh keluarga Assad, memberi warga Suriah di dalam negeri dan jutaan pengungsi di luar negeri, harapan sekaligus ketidakpastian tentang masa depan negara mereka. [ns/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG