Empat tersangka anggota kartel narkoba terbesar di Kolombia tewas pekan lalu dalam serangan udara di pangkalan mereka, Presiden Gustavo Petro mengumumkan pada Senin (9/12).
Serangan dengan bom terhadap Gulf Clan atau Klan Teluk di wilayah barat laut negara itu adalah yang pertama terhadap kelompok tersebut di bawah presiden sayap kiri Kolombia tersebut.
Dalam unggahannya di jejaring sosial X, Petro mengatakan serangan di wilayah Antioquia “menyebabkan empat orang tewas di antara anggota kartel” dan menambahkan bahwa delapan senapan disita.
Dia mengatakan bahwa pengeboman tersebut telah “merusak secara serius” upaya Klan Teluk untuk membangun kekuatannya di wilayah tersebut.
Petro juga mengonfirmasi bahwa empat tentara tewas secara tidak sengaja dalam operasi tersebut saat turun dari helikopter.
Tentara Kolombia menggunakan serangan udara di bawah pemerintahan sayap kanan berturut-turut selama lebih dari setengah abad untuk memerangi kelompok gerilya sayap kiri seperti gerakan Marxis FARC, yang meletakkan senjata setelah kesepakatan damai bersejarah pada 2016.
Antioquia adalah salah satu benteng Klan Teluk, yang menguasai perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan bisnis penambangan emas ilegal yang luas.
Pemimpin kelompok tersebut, Dairo Antonio Usuga, ditangkap pada Oktober 2022 dan diekstradisi ke Amerika Serikat, di mana dia dijatuhi hukuman 45 tahun penjara karena penyelundupan kokain.
Petro telah melakukan pembicaraan dengan beberapa kelompok bersenjata sejak berkuasa.
Pada awal 2023, dia mengumumkan gencatan senjata sepihak dengan Klan Teluk tetapi gencatan senjata itu dengan cepat tak berlaku lagi. [ns/ka]
Forum