Isu perubahan iklim masih menjadi perhatian serius Gereja Katolik. Dalam menyambut Natal kali ini, gereja Paroki Kristus Raja, Surabaya, contohnya, menghadirkan pohol Natal yang dirangkai dari aneka benih tanaman buah. Pastor kepala gereja tersebut, Romo Markus Marcelinus Hardo IswantoCM. mengungkapkan, pohon Natal ramah lingkungan ini kelak dapat dimanfaatkan untuk merehabilitasi lahan kritis.
“Pohon Natal di Paroki KR (Kristus Raja) ini menggunakan aneka tanaman buah berupa benih yang dirangkai menjadi sebuah pohon Natal. Dan pohon-pohon benih buah ini persembahan dari umat Paroki Kristus Raja dari masing-masing Lingkungan. Sehingga nanti kalau sudah selesai Natal, maka kita menerjemahkan bagaimana pohon Natal itu pohon hidup, bukan pohon mati, juga bisa ditanam untuk melestarikan lingkungan hidup,” jelasnya.
Lebih dari 60 jenis benih tanaman buah dipakai merangkai pohon Natal ini. Romo Hardo berharap tanaman-tanaman itu akan membantu warga memenuhi kebutuhan pangan mereka.
“Ini sebagai sebuah tindakan konkrit bahwa Natal itu harus berbuah pada aksi nyata, dalam peduli terhadap lingkungan hidup yang memberi harapan kelestarian alam, dan menjamin ketersediaan pangan,” kata Romo Hardo.
Panti Asuhan Don Bosco, Surabaya, juga menghadirkan pohon Natal bertema lingkungan. Yulius Subagya selaku pengurus panti, mengungkapkan, pohon tersebut dibuat dari bahan-bahan bekas untuk menunjukkan pentingnya upaya mendaurulang untuk menyelamatkan lingkungan.
“Tahun ini kami atas penggunaan pohon Natal, kami tetap masih menggunakan barang-barang bekas, di mana barang bekas ini, yang tahun ini berasal dari triplek bekas, yang mana kami buat semenarik mungkin, yang akhirnya menjadi sebuah pohon Natal yang bisa dinikmati,” sebutnya.
Gereja Paroki Santo Vincentius A Paulo, Surabaya, tidak menghadirkan pohon Natal bertema lingkungan. Namun, gereja itu menghadirkan pohon yang tak kalah unik. Mereka menghadirkan pohon Natal setinggi enam meter yang tersusun dari 900 lebih perabot rumah tangga, seperti panci, wajan, wakul, baskom, termos air, ceret, penanak nasi, seterika, dispenser, hingga aneka peralatan elektronik. Ketua Panitia Natal Paroki Santo Vincentius A Paulo, Paula Tri Rahayu, mengatakan pohon Natal tersebut mengusung semangat berbagi kepada sesama.
“Kami memberi nama pohon Natal ini, pohon Natal doa, harapan dan kasih. Di mana dari atas ada benda-benda rohani, harapan kami umat kami ajak untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan, terutama di momen kedatangan Tuhan Yesus itu, di hari Natal ini, seperti tema Natal kita, mari bersama-sama ke Betlehem dengan kedewasaan iman, diwarnai dengan rajin berdoa,” jelasnya.
Pohon Natal aneka perabot, menurut Paula, nantinya akan dibongkar setelah perayaan usai. Setiap umat yang mengikuti Misa Natal akan mendapatkan kartu undian untuk dapat membawa pulang perabot yang ada di pohon Natal itu.
“Dari atas itu ada benda-benda rohani, mulai ada salib, bunda Maria, rosario, lengkap sampai bawah itu peralatan perabot rumah tangga yang tentunya selalu dipakai umat. Nanti hadiah utamanya juga ada kulkas, ada TV, dispenser, ada magic com dan ini ada enam unit sepeda gunung,” kata Paula. [pr/ab]
Forum