Tautan-tautan Akses

Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China 2024, 2025


Gedung Bank Dunia di Washington, 5 April, 2021. (Foto: Andrew Harnik/AP Photo)
Gedung Bank Dunia di Washington, 5 April, 2021. (Foto: Andrew Harnik/AP Photo)

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mengalami kesulitan tahun ini, terutama karena krisis properti dan lemahnya permintaan domestik.

Bank Dunia pada Kamis (26/12) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2024 dan 2025. Namun, lembaga itu memperingatkan bahwa lemahnya kepercayaan rumah tangga dan bisnis, serta hambatan di sektor properti, akan terus membebani pertumbuhan ekonomi China pada tahun depan.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mengalami kesulitan tahun ini, terutama karena krisis properti dan lemahnya permintaan domestik. Perkiraan kenaikan tarif Amerika Serikat terhadap barang-barang China ketika Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mulai menjabat pada Januari nanti juga dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan China

“Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah, akan sangat penting untuk membuka kunci pemulihan yang berkelanjutan,” kata Mara Warwick, direktur Bank Dunia untuk China.

“Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Berkat dampak pelonggaran kebijakan baru-baru ini dan penguatan ekspor jangka pendek, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto China akan mencapai 4,9 persen tahun ini, naik dari proyeksi pada Juni sebesar 4,8 persen.

Beijing menetapkan target pertumbuhan “sekitar 5 persen” tahun ini, sebuah target yang pemerintah China yakin dapat dicapai.

Meski pertumbuhan pada 2025 juga diperkirakan melambat menjadi 4,5 persen, tetapi angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan Bank Dunia sebelumnya sebesar 4,1 persen.

Pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan dampak negatif terhadap kekayaan akibat rendahnya harga rumah diperkirakan akan membebani konsumsi pada 2025, kata Bank Dunia.

Untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, otoritas China telah setuju untuk menerbitkan obligasi negara khusus senilai $411 miliar pada tahun depan, menurut laporan Reuters minggu ini.

Angka-angka tersebut tidak akan diumumkan secara resmi hingga pertemuan tahunan parlemen China, Kongres Rakyat Nasional, pada Maret 2025, dan masih dapat berubah sebelum tanggal tersebut.

Meskipun regulator perumahan akan melanjutkan upaya untuk membendung penurunan lebih lanjut di pasar real estat China pada tahun depan, Bank Dunia mengatakan perubahan haluan di sektor ini diperkirakan baru terjadi pada akhir 2025.

Kelas menengah China telah berkembang secara signifikan sejak 2010-an, mencakup 32 persen dari populasi pada 2021. Namun, perkiraan Bank Dunia menunjukkan sekitar 55 persen masih “tidak aman secara ekonomi,” yang menggarisbawahi perlunya menciptakan peluang bagi warga negara. [ft/rs]

XS
SM
MD
LG