Kira-kira 10.000 orang berkumpul di ibukota Armenia, Yerevan, pada hari Sabtu untuk mengingat para korban pembunuhan massal bangsa Armenia oleh Turki Ottoman.
Para peserta berjalan membawa lilin ke puncak bukit peringatan untuk memperingati 96 tahun pembunuhan massal tersebut, yang diperingati setiap 24 April.
Armenia mengatakan pembunuhan kira-kira 1,5 juta orang rakyat Armenia antara 1915 dan 1923 merupakan genosida, tuduhan yang ditolak oleh Turki. Turki dengan tegas menolak ada upaya sistematis terhadap Armenia dan menyatakan bahwa rakyat Turki juga tewas dalam perang saudara pada masa jatuhnya Kekaisaran Ottoman.
Perayaan tahun ini bermakna lebih emosional karena bertepatan dengan Paskah dan perayaan kelahiran kembali.
Presiden Amerika Barack Obama mengeluarkan pernyataan untuk menghormati korban. Ia menyebut pembunuhan massal tersebut sebagai sesuatu yang mengerikan meskipun terjadi 96 tahun yang lalu, menjadikannya sebagai salah satu kekejaman terburuk abad ke-20. Tapi, Obama tidak menggunakan istilah genosida.
Obama menggambarkan kematian bangsa Armenia sebagai genosida pada masa kampanye untuk presiden tapi belum melakukannya lagi sejak menjabat sebagai presiden. Dalam pernyataan, Sabtu, ia mengatakan pandangannya tentang peristiwa tersebut tidak berubah.