Persetujuan mengenai kata-kata dalam konstitusi Irak terhambat lagi hari Sabtu ketika lima Menteri Arab Sunni mengajukan tuntutan-tuntutan baru. Kelima Menteri itu, yang tidak ikut dalam komisi penyusun konstitusi, menyatakan keberatan terhadap 13 ketentuan dalam rancangan konstitusi.
Duta Besar Amerika Zalmay Khalilzad bertemu dengan ketua parlemen Irak, Hajim al-Hassani, dalam usaha membantu kelompok-kelompok Irak mencapai konsensus. Al-Hassani juga bertemu dengan delegasi Arab Sunni. Kaum Syiah dan Kurdi memegang mayoritas dalam parlemen Irak. Para pemimpin mereka mengatakan, mereka tidak akan memberikan konsesi apapun lagi, dan akan menyerahkan rancangan konstitusi kepada parlemen hari ini, dengan atau tanpa persetujuan Arab Sunni. Pada akhirnya, rakyat Iraklah yang akan memutuskan apakah akan menerima atau menolak rancangan konstitusi itu, dalam referendum nasional tanggal 15 Oktober.
Sementara itu, tentara Amerika mengatakan, pihaknya telah membebaskan sekitar seribu orang narapidana dari penjara Abu Ghraib setelah penguasa Irak minta agar mereka dibebaskan. Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Sabtu, tentara mengatakan, pembebasan ini merupakan tonggak penting dalam kemajuan Irak ke arah demokrasi dan tertib hukum. Dikatakan, para narapidana itu dibawa ke Abu Ghraib dari fasilitas-fasilitas di seluruh Irak, dan mereka telah dibebaskan selama empat hari terakhir ini.
Jurubicara tentara Amerika mengatakan, narapidana yang dibebaskan itu tidak melakukan kejahatan serius atau yang disertai kekerasan, dan telah bertobat. Pembebasan narapidana dalam jumlah terbesar dalam sejarah Irak itu dilakukan atas imbauan para wakil Sunni yang minta agar para narapidana yang telah merana berbulan-bulan dalam penjara tanpa dikenai tuntutan itu dibebaskan.