Kelompok militan Palestina Hamas merayakan dan mengkonsolidasi kedudukan setelah menguasai Jalur Gaza dalam pertempuran sepekan dengan faksi lawannya, Fatah. Pemimpin Hamas Khalid Mashaal yang hidup di pengucilan di Syria mengatakan kelompoknya masih mengakui Abbas sebagai presiden dan siap bekerjasama dengannya demi yang ia sebut kepentingan nasional.
Juga hari ini, Abbas, yang berada di Tepi Barat, menunjuk mantan Menteri Keuangan Salam Fayyad, seorang independen, sebagai perdana menteri baru. Dia akan menggantikan Ismail Haniyeh dari faksi Hamas, yang dipecat Abbas. Haniyeh, yang mengabaikan pemecatannya, hari ini menyerukan ketenangan dan persatuan di kalangan rakyat Palestina. Lebih dari 110 orang Palestina tewas dalam pertempuran di Gaza, namun Fatah masih tetap menguasai Tepi Barat.
Sementara, Amerika Serikat dan anggota lain mediator perdamaian Kuartet Timur Tengah telah menjanjikan dukungan penuh bagi Presiden Palestina Mahmud Abbas. Seorang jurubicara Gedung Putih mengatakan hari ini. Amerika “akan terus bekerjasama dengan pihak-pihak Palestina yang telah memilih jalan menuju perdamaian.” Katanya jalan itu akan ditemukan melalui meja perundingan, bukan melalui kekerasan, dan bukan melalui terorisme.
Yordania juga menyatakan mendukung Abbas, di tengah kekhawatiran ketidakstabilan akan menjalar ke wilayah tetangganya, Tepi Barat. Organisasi Konferensi Islam dan Liga Arab menghimbau Hamas dan Fatah menyelesaikan perselisihan mereka. Para pemimpin Arab bertemu menyelenggarakan sidang darurat di Kairo dengan delegasi Fatah mewakili Palestina. Hamas tidak hadir. Sebelumnya hari ini, Mesir menarik misi diplomatik dan keamanannya dari Gaza dan bersiap-siap mencegah pelarian massal warga Palestina melintasi perbatasannya.