Pemberontak Taliban di Afganistan telah membebaskan warga Korea Selatan yang masih mereka sekap, yang mengakhiri drama penyanderaan enam pekan. Tujuh sandera terakhir diserahkan kepada para pejabat Palang Merah Internasional hari ini di provinsi Ghazni, Afganistan tengah, dimana Taliban menculik para pekerja gereja itu bulan Juli.
Para penculik mulai membebaskan para sandera hari Rabu, setelah mencapai kesepakatan dengan para perunding Korea Selatan dimana Seoul setuju menarik 200 anggota pasukan non-tempur negara itu dari Afganistan sebelum akhir tahun, yang memang sudah dijadwalkan, dan menghentikan penginjilan di negara itu.
Taliban menculik 23 warga Korea Selatan selagi mereka dalam perjalanan dengan bus ke Afganistan selatan tanggal 19 Juli sebagai bagian dari kelompok bantuan Kristen. Dua sandera laki-laki kemudian di-eksekusi dan beberapa pekan kemudian mereka membebaskan dua sandera wanita dalam menunjukkan isyarat kemauan baik. Pemberitaan menyebut Korea Selatan membayar uang tebusan dalam jumlah besar, tetapi kedua pihak mengatakan tidak ada uang tebusan.
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Afganistan mengatakan Mullah Beradar, panglima tinggi Taliban dan beberapa anak buahnya telah tewas dalam pertempuran dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika di Afganistan selatan.
Jurubicara militer Jenderal Zahir Azimi mengatakan tentara Afganistan meminta bantuan pesawat udara dalam pertempuran sengit hari ini di provinsi Helmand – yang dikenal sebagai wilayah basis Taliban. Katanya, para panglima Afganistan menduga Mullah Beradar dan beberapa anak-buahnya tewas dalam pertempuran itu.
Namun kematian itu belum dikukuhkan oleh para pejabat Amerika atupun Taliban. Mullah Beradar adalah anggota keluarga dan sekutu dekat pemimpin Taliban Mullah Omar. Dia juga menjabat sebagai panglima militer sewaktu Taliban menguasai Afganistan dari tahun 1996 sampai 2001.