Berbagai organisasi HAM telah merilis foto-foto orang Tibet yang dikatakan ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan di provinsi Sichuan, Cina barat. Pusat HAM dan Demokrasi Tibet, berbasis di India dan berbagai organisasi aktivis lainnya, hari Selasa mengatakan setidaknya 15 orang terbunuh ketika polisi menumpas demonstrasi yang dipimpin para biksu di Ngaba.
Pusat HAM dan Demokrasi itu serta pemerintah Tibet dipengasingan berbasis di India melaporkan tentang demonstrasi pro-demokrasi lagi di Qinghai, Gansu dan Sichuan hari Selasa dan di Daerah Otonomi Tibet. Laporan-laporan mengenai insiden itu tidak diberitakan dalam media Cina dan pihak berwenang Cina tidak mengizinkan wartawan asing mengkonfirmasi rincian aksi protes itu.
Pemerintah dipengasingan itu mengatakan setidaknya 99 orang terbunuh dalam keresahan sepekan ini, termasuk 19 orang Tibet yang ditembak mati oleh pasukan keamanan hari Selasa dalam berbagai aksi-demo yang baru di provinsi Gansu.
Sementara itu, organisasi hak media internasional, Reporter Without Borders, mendesak pejabat-pejabat politik supaya memboikot upacara pembukaan Olimpiade Beijing untuk memprotes penumpasan para demonstran oleh Cina di Tibet.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa, organsiasi berbasis di Paris itu menuduh Cina memungkiri janji yang dibuatnya ketika negara itu dipilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas. Pada waktu itu, pejabat-pejabat di Beijing berjanji untuk memperbaiki keadaan HAM.
Sebaliknya, kata organisasi itu, Cina menumpas demonstran Tibet, memberlakukan “blackout” berita dan memenjarakan para disiden. Seorang anggota tertinggi parlemen Eropa hari Selasa menganjurkan para pemimpin politik supaya mempertimbangkan untuk memboikot upacara pembukaan jika kekerasan di Tibet berlanjut.
Di Washington, seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri memberitahu Kongres bahwa tidak ada ancaman boikot dari pihak Amerika. Pejabat itu mengatakan Olimpiade adalah kesempatan bagi Cina untuk menunjukkan kemajuannya di bidang HAM dan berbagai isu lain.