Ratusan orang turun ke jalan di Roma untuk mendukung rakyat Tibet menyusul protes minggu lalu di Tibet dan penumpasannya oleh penguasa Cina. Banyak pengunjuk rasa mengibarkan bendera Tibet dan memasang poster besar bertuliskan “Kita semua adalah warga Tibet.”
Dalam audiensi mingguan nya di Vatikan, Paus Benediktus mengatakan ia mengikuti kejadian di Tibet dengan rasa was-was. Ia menyerukan dialog dan toleransi antara Cina dan warga Tibet.
Banyak politisi Italia menghadiri demonstrai di Alun-Alun Campo de’Fiori di Roma, dan mengecam apa yang mereka sebut sebagai pembrangusan kejam oleh Cina, menjelang Olimpiade Beijing.
Pemimpin spiritual Tibet dipengasingan, Dalai Lama menyerukan penyelidikan internasional untuk membeberkan insiden sebenarnya, yang oleh Cina dituduhkan pada diri Dalai Lama sebagai pelakunya.
Sementara itu, pasukan Cina dan polisi memperketat kendali mereka terhadap wilayah Tibet sementara mereka berusaha mencegah meluasnya protes anti pemerintah. Wartawan dan kelompok aktivis melaporkan sejumlah besar pasukan disepanjang perbatasan Timur Tibet. Reporters Without Borders mengutarakan kemarahan terhadap cara-cara yang dipakai penguasa Cina untuk menghalangi wartawan luar negeri meliput situasi di Tibet.
Kelompok hak media mengatakan, agar penindasan di Tibet berakhir, PBB harus menuntut kembalinya wartawan luar negeri ke wilayah Tibet dan pengiriman pengawas internasional. Protes damai terhadap kekuasaan Cina di Tibet dimulai minggu lalu dan secara bertahap berubah menjadi kekerasan.
Cina mengatakan 16 orang tewas dalam kekerasan di ibukota Tibet Lhasa hari Jumat. Tetapi pemerintah Tibet dalam pengasingan mengatakan paling sedikit 99 orang tewas dalam kerusuhan itu.