Partai oposisi utama Zimbabwe mengatakan empat
aktivisnya tewas dibunuh oleh para pendukung Presiden Robert Mugabe, pada saat
kekerasan meningkat menjelang pemilihan presiden ulang 27 Juni nanti. Jurubicara Gerakan untuk Perubahan Demokratis,
Nelson Chamisa mengatakan tubuh ke empat aktivis itu ditemukan dekat Harare hari
Kamis, dua hari setelah mereka diculik.
Kematian itu dilaporkan sehari setelah Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki bertemu secara terpisah dengan Presiden Mugabe dan pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai dalam upaya menengahi krisis politik itu.
Dua suratkabar Afrika Selatan melaporkan bahwa Presiden Mbeki minta kepada Presiden Mugabe agar membatalkkan pemilihan ulang itu, dan agar kedua tokoh yang bersaing itu membentuk sebuah pemerintahan persatuan.
Tetapi dalam wawancara hari ini dengan VOA, Tsvangirai menolak laporan itu, mengatakan Presiden Afrika Selatan mengatakan kepadanya ia tidak mempunyai rencana mengakhiri krisis di Zimbabwe.
Sementara itu, AS mengatakan pemerintah Zimbabwe sudah mencemari pemilihan presiden ulangan pekan depan. Mentri LN Amerika Condoleezza Rice hari Kamis berbicara ketika ia memimpin pertemuan informal mengenai Zimbabwe di markas besar PBB.
Rice mengatakan dengan tindakan-tindakannya, pemerintahan Presiden Robert Mugabe telah tidak lagi memperbolehkan pemilihan ulangan itu diteruskan dengan cara yang bebas dan adil. Ia menyerukan tindakan internasional yang lebih keras terhadap Presiden Mugabe, meskipun ia tidak memberikan langkah yang spesifik.
Pemimpin-pemimpin Afrika juga menyatakan keraguan
yang kuat mengenai pemilu itu dan prihatin terhadap kekerasan bermotif politik
yang telah mengakibatkan puluhan warga Zimbabwe tewas dan ratusan luka-luka.
Mentri LN Tanzania Bernard Membe hari ini
mengatakan tanda-tanda menunjukkan pemilu itu akan dijalankan secara tidak
adil.