Perdana menteri Jepang, Taro Aso mengumumkan serangkaian tindakan baru untuk mendukung pasar saham negaranya yang goyah dan menopang sistem perbankannya.
Hari Senin ia memerintahkan kabinetnya memperkeras larangan terhadap short-selling atas saham-saham yang dipinjam. Short-selling membuat investor meraub keuntungan jika harga saham turun dan pengeritik mengatakan short-selling ini turut menyebabkan pasar saham dunia terpuruk.
Satu bank Jepang yang sedang mendapat tekanan adalah Mitsubishi UFJ Financial Group, bank terbesar di negara itu. Bank itu mengatakan hari Senin tentang maksudnya meraih 10,6 miliar dolar dari investor dengan mengeluarkan saham baru tahun depan.
Pengumuman Perdana Menteri Aso tidak banyak mendongkrak kepercayaan investor dalam pasar saham Jepang. Indeks Nikkei di Tokio jatuh 6% dan ditutup pada tingkat terendah sejak tahun 1982.