Presiden Sudan Omar al-Bashir hari Senin berkunjung ke Eritrea, lawatannya pertama ke luar negeri sejak Mahkamah Kejahatan Internasional di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan atas dirinya.
Eritrea mengundangnya awal bulan ini tidak lama setelah Mahkamah mendakwanya melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur.
Presiden Bashir tiba di ibukota Eritrea, Asmara hari Senin dan melakukan pembicaraan dengan Presiden Isaias Afwerki sebelum pulang ke negerinya petang hari itu.
Jaksa Mahkamah Kejahatan Internasional mengatakan Bashir mengatur kampanye pembunuhan, perkosaan, dan kejahatan lain terhadap penduduk sipil di Darfur di mana pemerintahnya terlibat pertempuran melawan pemberontak sejak tahun 2003.
Eritrea sebagaimana Sudan menampik perintah Mahkamah itu untuk menangkap Bashir dengan alasan perintah itu tidak beralasan dan bermotifkan politik.
