Uni Eropa hari Senin menjanjikan bantuan lebih dari $575 juta dolar kepada Haiti, untuk menolong negara Karibia itu pulih dari gempa bumi pekan lalu. Janji Eropa dan sejumlah negara lain yang prihatin terhadap bencana itu membuat upaya pemulihan gempa Haiti adalah upaya global terbesar sejak tsunami Asia 2004.
Benoit Leduc, manager operasi Doctors Without Borders di Port-au-Prince hari Senin mengatakan tidak ada kejelasan siapa yang mengkoordinasi semua kegiatan bantuan.
Kanada mengatakan akan menjadi tuan rumah pertemuan tanggal 25 Januari untuk mengkoordinasikan bantuan negara-negara Barat dan PBB.
Program Pangan Dunia PBB hari Senin mengimbau para pemuka militer dunia untuk menyumbang 100 juta paket makanan siap saji untuk membantu warga Haiti yang kelaparan pada tahap pertama keadaan darurat sekarang. Palang Merah Internasional juga menghimbau dana bantuan 100 juta dollar untuk tugasnya di Haiti dalam tiga tahun kedepan.
Sementara itu, para petugas bantuan di Haiti mengatakan upaya pertolongan korban gempa bumi mulai menunjukkan hasil di Port Au Prince, namun rasa frustrasi kian dirasakan warga Haiti yang mengatakan tidak ada makanan, air dan pemerintahan.
Pejabat-pejabat mengatakan rumah-rumah sakit lapangan dan posko bantuan pangan telah menyebar di seluruh kota, sementara jumlah pesawat pembawa bantuan yang mendarat terus bertambah.
Meskipun
demikian, pejabat-pejabat "Doctors Without Borders' di Haiti hari Senin mengeluh karena pesawat-pesawat mereka yang membawa tim medis dan logistik di alihkan ke
Republik Dominika, tetangga Haiti. Mereka mengatakan pengalihan pendaratan
tersebut memperlambat usaha mereka melakukan amputasi dan operasi lainnya.
Program Pangan Dunia hari Senin berencana membagikan bahan makanan kepada 95 ribu warga disekitar ibukota. Namun warga Haiti yang tidak makan cukup selama berhari-hari mengatakan makanan yang dibagikan tidak cukup.
Di New York, Sekjen PBB Ban Ki Moon telah meminta Dewan Keamanan PBB mengirim 3500 pasukan dan polisi tambahan ke Haiti.
