<!-- IMAGE -->
Ribuan demonstran anti-pemerintah di Nigeria menuduh Presiden Mamadou Tandja berusaha mempertahankan kekuasaan dan memperlemah berbagai negosiasi untuk menyelesaikan krisis politik yang berkelanjutan.
Para pemimpin kelompok oposisi CFDR, sebuah koalisi partai politik dan serikat kerja, memimpin sebuah reli hari Minggu di ibukota Niamey. Mereka mengatakan Tandja bertanggung jawab atas gagalnya negosiasi yang ditengahi Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat.
Blok regional itu minggu lalu menunda negosiasi ketika kedua pihak gagal mencapai kesepakatan mengenai sebuah "konsep persetujuan" yang dibuat penengah Abdulsalami Abubakar, mantan presiden Nigeria.
Kantor berita Perancis mengatakan proposal itu akan mempertahankan kekuasaan Tandja untuk masa transisi. Proposal itu juga meminta penunjukkan seorang perdana menteri dari partai oposisi, reformasi konstitusional, dan pemilu baru.