<!-- IMAGE -->
Tokoh-tokoh kudeta Niger dilaporkan telah berjanji akan memulihkan demokrasi dengan mengadakan pemilihan umum dan menyusun Undang-Undang Dasar baru.
Ini diumumkan oleh para penengah Afrika Barat setelah mengadakan pertemuan dengan para diplomat Uni Afrika, Masyarakat Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) dan sejumlah pejabat PBB hari Minggu di ibukota Niger, Niamey.
Ketua ECOWAS, Mohammed Chambas mengatakan, junta militer yang menggulingkan presiden Mamadou Tandja hari Kamis, berjanji akan mengikut-sertakan partai-partai politik dan kelompok masyarakat madani dalam perundingan untuk menyusun UUD baru.
Kata jurubicara junta, Kolonel Djibrila Hamidou Hima, situasinya mirip dengan kudeta tahun 1999 yang dilancarkan tentara untuk menggulingkan presiden. Pemilihan umum diadakan tidak lama setelah itu, dan Niger mengalami masa stabil selama 10 tahun kemudian. Tentara, katanya, akan melakukan hal yang sama kali ini.
Kudeta itu telah dikutuk oleh dunia internasional, tapi juga ada harapan bahwa kudeta itu akan menyelesaikan krisis politik yang dimulai tahun lalu, ketika presiden Tandja mengubah UUD untuk memperpanjang masa jabatannya.