Bank Pembangunan Asia (ADB) menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,2 persen. Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis pada Kamis ini (21/7) menilai permintaan di dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil telah ikut mendorong angka pertumbuhan.
Revisi prakiraan pertumbuhan dalam ADO Supplement juga selaras dengan naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara, yang diproyeksikan menjadi 5,0 persen pada tahun ini, atau berarti naik dari proyeksi pada April lalu yang berkisar sebesar 4,9 persen.
Namun di sisi lain laporan tersebut juga memperkirakan inflasi di Indonesia akan tercatat lebih tinggi pada tahun ini, yaitu 4,0 persen, naik dibanding proyeksi pada bulan April yang berada di kisaran 3,6 persen. Kenaikan tersebut diperkirakan terjadi akibat melesatnya harga komoditas.
Dalam pernyataan tertulisnya, Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan “kegiatan ekonomi di Indonesia terus berangsur normal, sedangkan infeksi COVID-19 masih terkendali, terlepas dari naikknya jumlah kasus belakangan ini.”
“Peningkatan inflasi menurunkan daya beli rumah tangga, tetapi tingginya harga sejumlah komoditas ekspor utama mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal, sehingga memungkinkan pemerintah untuk memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran,” tambah Tominaga.
Untuk tahun 2023 mendatang, ADB memproyeksikan pertumbuhan Indonesia akan mencapai 5,3 persen, sementara inflasi berada di kisaran 3,3 persen.
ADB hadir dengan komitmenya untuk menjadikan wilayah Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. ADB, yang didirikan pada 1966, dimiliki oleh 68 anggota. Empat puluh sembilan diantara anggota itu berada di kawasan Asia Pasifik. [em/rs]
Forum