Adventist Development and Relief Agency (Badan Pembangunan dan Bantuan Advent/ ADRA) Indonesia bersama HELP Internasional dan Brother’s Brother Foundation dari Amerika Serikat membantu upaya pemulihan lima sarana fasilitas kesehatan berupa satu pos kesehatan dan empat puskesmas pembantu yang rusak akibat gempa bumi pada 2018 di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Pemulihan fasilitas kesehatan itu penting untuk melayani kebutuhan kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan dan kesehatan balita, serta masyarakat setempat.
Anti Mariati, bidan desa Pakuli Utara, tidak bisa menyembunyikan rasa haru-nya saat menyaksikan pengguntingan pita peresmian gedung baru Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang telah selesai dibangun kembali menggantikan bangunan lama yang rubuh dalam peristiwa gempa bumi pada 28 September 2018.
Peresmian gedung baru puskesmas pembantu itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh perwakilan Adra Indonesia, HELP International dan Pemerintah Kabupaten Sigi di desa Pakuli Utara (21/11).
Bidan desa yang telah mengabdi selama sejak tahun 2011 di desa Pakuli Utara menceritakan dalam masa situasi tanggap darurat saat itu, ia tetap membuka layanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi para ibu hamil dengan menggunakan stok obat-obatan yang ada. Dalam beberapa bulan terakhir ini pelayanan kesehatan sudah menggunakan bangunan sementara milik warga setempat, sambil penunggu usainya pengerjaan pembangunan baru Puskemas Pembantu tersebut.
“Alhamdulillah ada dari ADRA masuk di Pustu-ku, katanya mau dibangunkan yang baru, karena pada waktu gempa itu, memang betul-betul habis, rumah pribadi saya di Karawana juga habis, kemudian orangtua saya bawa kemari dan kami dirikan tenda disini sambil saya pelayanan dan menjaga orangtuaku yang habis stroke,” beritahu Anti dengan rasa haru.
Bidan Anti mengatakan, rata-rata dalam sebulan, ada 90 orang yang datang berobat namun karena bangunan pustu yang rusak, khusus untuk ibu-ibu hamil yang hendak melahirkan di rujuk ke puskesmas induk di desa Pandere. Anti berharap dengan adanya gedung yang baru itu, maka proses persalinan nantinya sudah dapat ditangani di PUSTU tersebut.
Ani Datukarama, warga setempat mengaku sangat senang dengan keberadaan bangunan puskesmas pembantu yang telah dibangun kembali di desanya itu. Ia berharap fasilitas alat kesehatan dan obat-obatan yang lengkap sehingga seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dapat terlayani tanpa harus ke puskesmas induk yang berjarak dua kilometer dari tempat itu.
“Pustu yang sangat bagus, kita harapkan semua yang terbaik disini. Pelayanannya bagus, bidan-bidannya, diharapkan fasilitasnya harus lengkap” harap Ani bersama warga lainnya.
D’Karlo Purba, direktur program ADRA Indonesia mengatakan secara keseluruhan terdapat satu Pos Kesehatan dan tiga Puskesmas Pembantu yang dibangun baru, sementara satu puskesmas pembantu yang berada di desa Paroo, Kecamatan Lindu diperbaiki menggunakan teknik retrofitting atau penguatan struktur bangunan.
“Jadi kita mendirikan ini memang untuk memperhatikan pentingnya kesehatan ibu hamil dan ibu melahirkan. Terutama juga kesehatan anak-anak yang balita, karena ternyata Pustu ini juga digunakan oleh balita, karena kalau anak balita sakit dibawa ke bidan”jelas D’Karlo
Selain pembangunan puskesmas pembantu, ADRA Indonesia sedang menyelesaikan mengerjakan pembangunan delapan posyandu di sejumlah tempat lainnya yaitu di Baliase, Kaleke, Pesaku, Binangga, Rogo dan Baluase.
Pembangunan Puskesmas Pembantu yang rusak akibat gempa itu terwujud dengan dukungan lembaga HELP Internasional dan Brother’s Brother Foundation dari Amerika Serikat, serta lembaga ICCO - Kerk in Actie dari Belanda. Setelah peresmian hari itu, Brother’s Brother Foundation akan mengirimkan kelengkapan sarana alat kesehatan (alkes) di masing-masing puskesmas pembantu tersebut.
Data Pusat Data dan Informasi (PUSDATINA) Pemerintah Sulawesi Tengah yang diterima VOA per September 2019 menyebutkan dampak kerusakan terhadap fasilitas kesehatan (faskes) puskesmas pembantu di Kabupaten Sigi sebanyak 20 unit. sebelas diantaranya rusak berat, tiga rusak sedang dan enam pustu rusak ringan.
D’Karlo berharap dengan pembangunan lima puskesmas pembantu serta delapan posyandu itu dapat membantu upaya pemerintah setempat yang dalam setahun terakhir bekerja keras untuk menangani dampak kerusakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah Kabupaten Sigi.
“Apalagi saat ini pemerintah juga memperhatikan infrastruktur yang lain seperti untuk penghidupan mata pencaharian, seperti irigasi yang tersier sekunder dan sebagainya. Puskesmas juga ada yang rusak berat gitu ya. Kita berharap dapat membantu meringankan beban dari pemerintah akibat dari gempa kemarin 28 September,” harap D’Carlo.
Dia menambahkan dalam masa pengerjaan pembangunan Puskesmas Pembantu itu, pihaknya juga memberikan nilai tambah dengan memberikan pengetahuan terhadap para tukang bangunan di desa untuk membangun sesuai dengan standar SNI. Standar itu penting agar dalam kegiatan pendirian bangunan rumah tinggal memiliki ketahanan yang baik terhadap guncangan gempa bumi. [yl/jm]