Afrika Selatan ambil bagian dalam uji pertama pada manusia di Afrika yang bertujuan menghasilkan vaksin potensial terhadap virus corona, yang terus merebak di negara itu.
Oxford University, bersama dengan University of the Witwatersrand di Afrika Selatan, Rabu (24/6) mengumumkan, ribuan sukarelawan berusia antara 18 dan 65 tahun yang menjalani vaksinasi akan dipantau selama 12 bulan untuk mengetahui seberapa ampuh vaksin itu memberi perlindungan terhadap Covid-19.
Afrika Selatan adalah negara kedua di luar Inggris yang ambil bagian dalam uji coba oleh Oxford setelah Brazil meluncurkan penelitiannya Rabu (24/6).
Para ilmuwan Oxford University, yang mengembangkan vaksin yang dikenal sebagai AZD1222 itu, bekerja sama dengan perusahaan farmasi AstraZeneca dalam pembuatan dan produksi vaksinnya.
Shabir Madhi, profesor vaksinologi di Wits University, mengatakan, ini kemungkinan besar merupakan yang pertama dari sedikitnya tiga atau empat penelitian vaksin Covid-19 lainnya yang akan dilakukan di Afrika Selatan dalam periode enam bulan mendatang.
Afrika Selatan, yang secara bertahap melonggarkan pembatasan lockdown karena virus corona, memiliki tingkat penularan tertinggi di Afrika. Negara itu mencatat lebih dari 100 ribu kasus dan lebih dari 2.000 kematian.
Sementara itu Kementerian Kesehatan Brazil, Rabu (25/6) menyatakan, jumlah kasus dan kematian karena virus corona di negara itu melonjak, dengan total mendekati 1,2 juta kasus dan lebih dari 53.800 kematian sejak pandemi terjadi. [uh/ab]