Tautan-tautan Akses

Ahli Bedah NYU Dorong Xenotransplantasi untuk Atasi Kekurangan Organ Global


FILE - Robert Montgomery, Leon H. Pachter, MD, Profesor dan ketua Departemen Bedah di NYU Langone dan direktur Institut Transplantasi, melakukan xenotransplantasi pertama di NYU Langone di New York , AS.(Joe Carrotta untuk NYU Langone Health/Handout via REUTERS)
FILE - Robert Montgomery, Leon H. Pachter, MD, Profesor dan ketua Departemen Bedah di NYU Langone dan direktur Institut Transplantasi, melakukan xenotransplantasi pertama di NYU Langone di New York , AS.(Joe Carrotta untuk NYU Langone Health/Handout via REUTERS)

Xenotransplantasi adalah proses transplantasi organ hewan ke manusia. Di Amerika Serikat, prosedur ini hanya diperbolehkan untuk pasien dengan kondisi kesehatan serius atau mengancam jiwa. Di New York, seorang ahli bedah berusaha mengembangkan prosedur ini sebagai solusi terhadap kekurangan organ.

Dedikasi Dr. Robert Montgomery terhadap dunia bedah jantung dilatarbelakangi perjuangan hidupnya melawan gangguan terhadap organ vital tersebut.

“Saya mengalami tujuh kali serangan jantung dan bahkan hampir mati sebelum saya memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai calon penerima jantung cangkok. Anda tahu, Anda harus benar-benar sakit untuk masuk daftar itu,” jelasnya.

Menurutnya, mereka yang terdaftar pun belum tentu tertolong karena begitu langkanya organ tersebut. Fakta menunjukkan, hanya sepertiga dari orang-orang dalam daftar itu yang akhirnya benar-benar menjalani transplantasi. Dua per tiga lainnya, kata Montgomery, menjadi terlalu sakit untuk mendapatkan manfaat dari transplantasi atau meninggal.

Montgomery sendiri selamat dan hidup dengan jantung orang lain yang dicangkokkan ke tubuhnya pada 2018. Pengalaman itu mendorong Kepala Institut Transplantasi Langone di New York University ini mendedikasikan hidupnya untuk mengatasi kelangkaan organ vital. Tidak hanya jantung, tapi juga organ-organ vital lain, seperti ginjal.

Ahli Bedah NYU Dorong Xenotransplantasi untuk Atasi Kekurangan Organ Global
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:15 0:00

Salah satu fokus Montgomery adalah xenotransplantasi, yakni proses transplantasi organ hewan ke manusia. Melalui rekayasa genetika, ia ingin mengembangkan organ-organ vital hewan sehingga bisa dimanfaatkan manusia.

Sejauh ini, ia telah mengujicobakan jantung dan ginjal dari babi yang gennya telah dimodifikasi untuk mencegah timbulnya reaksi penolakan dari tubuh manusia. Hasilnya, cukup menggembirakan, namun masih jauh dari harapan.

Tim Capuano, putra Alva Capuano, menceritakan bagaimana jantung babi selama tiga hari pada tahun 2022 berfungsi di tubuh ibunya yang menjadi objek uji coba xenotransplantasi setelah mengalami kerusakan otak permanen.

FILE - NYU Medical Center di Langone, New York.
FILE - NYU Medical Center di Langone, New York.

“Semuanya sangat sukses dalam hal data yang bisa dikumpulkan. Jantung terpompa dan berjalan lancar sepanjang periode 72 jam hingga uji coba berakhir,” jelasnya.

Pada tahun 2023 Montgomery dan timnya melakukan transplantasi ginjal babi pada seorang pria yang sudah dinyatakan mati otak. Organ itu berfungsi selama dua bulan dan tubuh pria itu tidak menolak kehadiran organ hewan tersebut. Montgomery mengatakan ini hanyalah awal dari pencarian solusi terhadap masalah global.

“Ini adalah satu langkah maju dalam mencari solusi bagi kekurangan organ di seluruh dunia. Saya pikir langkah selanjutnya adalah, Anda tahu, melakukan uji coba tersebut pada manusia yang masih hidup,” komentarnya. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG