Kopi Ethiopia telah disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia oleh sekelompok ahli kopi internasional. Tidak heran, kopi adalah salah satu komoditas ekspor tertinggi di negara itu dan menjadi sumber kebanggaan.
Para ahli kopi terus berdatangan ke Ethiopia, tempat importir seperti Morton Wennersgaard mengatakan iklimnya memproduksi biji-biji kopi berkualitas.
"Ada banyak varietas purba yang berbeda-beda dan disebut warisan Ethiopia. Mereka tumbuh di tempat-tempat dengan tanah yang sempurna, ketinggian sempurna dan iklim mikro yang sangat cocok untuk mengolah kopi, karena iklim kering dan lain sebagainya," jelasnya.
Menemukan biji kopi terbaik betul-betul masalah selera. Prosesnya yang intens dikenal sebagai 'cupping', yaitu mencoba dan membandingkan kopi dari biji-biji kopi panggang yang berbeda, menilainya dan menentukan harganya.
Namun sebelum para ahli internasional datang mencicipinya, biji-biji kopi melewati analisis dalam laboratorium kopi kecil.
"Pertama-tama kopi dikaji kualitasnya dengan mencatat detilnya. Kemudian kita ukur tingkat kelembabannya dan disaring untuk dianalisis. Setelah itu kopi digiling dan dicoba rasanya. Terakhir kita memeriksa biji kopi yang rusak," ujar Helen Assefa dari sebuah laboratorium kopi.
Penyaringan itu sangat sulit dan panjang prosesnya, menurut pekerja lab Mubarik Abaoli.
"Kita memilih biji kopi yang cacat secara manual, dengan tangan dan berdasarkan jenis kecacatan. Jenisnya adalah tidak matang, menempel, rusak, hitam -- semua harus dipisahkan sesuai tingkat kecacatannya," ujar Abaoli.
Ethiopia mendapatkan devisa berkat reputasi kopinya dengan konsumen di lebih dari 120 negara dan penghasilan ekspor tahunan lebih dari US$840 juta.
Namun tidak semua kopi terbaik meninggalkan Ethiopia. Dengan 40 persen produksi kopi dikonsumsi dalam negeri, kopi masih menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari dan di upacara-upacara untuk merayakan secangkir minuman spesial itu.