BALI —
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Kamis (8/11) mencemooh pemilihan umum di Amerika Serikat dengan menyebutnya “medan perang untuk para kapitalis” saat berbicara di Bali Democracy Forum satu hari setelah Presiden Barack Obama terpilih kembali.
Ia mengatakan demokrasi telah menjadi sebuah sistem dimana minoritas menguasai mayoritas.
“Lihat saja situasi di Eropa dan AS,” ujar Ahmadinejad pada hari pertama pertemuan tersebut. Sebuah “pemilu, yang merupakan salah satu manifestasi keinginan rakyat, telah menjadi medan pertempuran bagi para kapitalis dan alasan untuk buang-buang uang.”
Biaya kampanye pemilu AS tahun ini merupakan yang paling besar, melonjak mencapai US$2 miliar.
Saat pembukaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan rasa saling hormat dan keberagaman merupakan landasan demokrasi.
"Kita perlu mendorong rasa hormat yang lebih untuk nilai, keyakinan dan agama yang berbeda-beda. Kita seharusnya tidak membiarkan aksi-aksi tidak bertanggung jawab seperti penghinaan agama memecahkan kita,” ujar Presiden Yudhoyono.
Dinna Wisnu, analis politik internasional dari Program S2 Universitas Paramadina, mengatakan Ahmadinejad sepertinya mengikuti acara ini karena ingin mencari tempat yang sesuai. Bahkan jika beberapa negara Asia tidak bersikap ramah terhadapnya, wilayah ini secara keseluruhan lebih bisa menerimanya, ujar Dinna.
“Iran datang dengan agenda khusus yang telah direncanakan karena negara tersebut tidak memiliki banyak teman di Timur Tengah,” ujarnya. “Mereka ada di posisi yang salah. Jika mereka tidak berusaha membina hubungan baik di wilayah lain, Iran akan sendirian.”
Komunitas internasional takut Iran akan memiliki senjata nuklir, namun negara tersebut telah berulangkali mengatakan program pengayaan uranium yang dimilikinya hanya untuk tujuan-tujuan yang damai. AS dan Uni Eropa telah memberi Iran dengan sanksi ekonomi sebagai akibat kekhawatiran tersebut.
Iran juga telah lama dikritik karena rekor hak asasi manusianya, termasuk praktik rajam sebagai hukuman. Meningkatnya razia Internet dan penahanan wartawan dan tahanan politik baru-baru ini disorot dalam laporan ahli hak asasi manusia PBB untuk Iran.
Kekerasan meledak di negara tersebut tiga tahun lalu saat demonstran pro-demokrasi turun ke jalan, berunjuk rasa atas pemilihan Ahmadinejad, menyebutnya palsu dan penuh kecurangan. (AP)
Ia mengatakan demokrasi telah menjadi sebuah sistem dimana minoritas menguasai mayoritas.
“Lihat saja situasi di Eropa dan AS,” ujar Ahmadinejad pada hari pertama pertemuan tersebut. Sebuah “pemilu, yang merupakan salah satu manifestasi keinginan rakyat, telah menjadi medan pertempuran bagi para kapitalis dan alasan untuk buang-buang uang.”
Biaya kampanye pemilu AS tahun ini merupakan yang paling besar, melonjak mencapai US$2 miliar.
Saat pembukaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan rasa saling hormat dan keberagaman merupakan landasan demokrasi.
"Kita perlu mendorong rasa hormat yang lebih untuk nilai, keyakinan dan agama yang berbeda-beda. Kita seharusnya tidak membiarkan aksi-aksi tidak bertanggung jawab seperti penghinaan agama memecahkan kita,” ujar Presiden Yudhoyono.
Dinna Wisnu, analis politik internasional dari Program S2 Universitas Paramadina, mengatakan Ahmadinejad sepertinya mengikuti acara ini karena ingin mencari tempat yang sesuai. Bahkan jika beberapa negara Asia tidak bersikap ramah terhadapnya, wilayah ini secara keseluruhan lebih bisa menerimanya, ujar Dinna.
“Iran datang dengan agenda khusus yang telah direncanakan karena negara tersebut tidak memiliki banyak teman di Timur Tengah,” ujarnya. “Mereka ada di posisi yang salah. Jika mereka tidak berusaha membina hubungan baik di wilayah lain, Iran akan sendirian.”
Komunitas internasional takut Iran akan memiliki senjata nuklir, namun negara tersebut telah berulangkali mengatakan program pengayaan uranium yang dimilikinya hanya untuk tujuan-tujuan yang damai. AS dan Uni Eropa telah memberi Iran dengan sanksi ekonomi sebagai akibat kekhawatiran tersebut.
Iran juga telah lama dikritik karena rekor hak asasi manusianya, termasuk praktik rajam sebagai hukuman. Meningkatnya razia Internet dan penahanan wartawan dan tahanan politik baru-baru ini disorot dalam laporan ahli hak asasi manusia PBB untuk Iran.
Kekerasan meledak di negara tersebut tiga tahun lalu saat demonstran pro-demokrasi turun ke jalan, berunjuk rasa atas pemilihan Ahmadinejad, menyebutnya palsu dan penuh kecurangan. (AP)