Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan undangan dari Presiden Joko Widodo kepada Paus Fransiskus untuk berkenan datang dan melihat langsung keragaman dan toleransi di Indonesia.
Undangan ini disampaikan langsung ketika Yaqut beraudiensi dengan Paus Fransiskus di Vatikan, pada Rabu (8/6).
“Saya menyampaikan undangan Presiden Joko Widodo kepada Yang Mulia untuk datang berkunjung ke Indonesia,” demikian petikan pernyataan Yaqut dalam keterangan tertulis yang diterima VOA.
Ditambahkannya, “Indonesia mampu menjaga toleransi dan perdamaian antar pemeluk agama, termasuk ratusan umat agama lokal. Kami ingin mengundang Yang Mulia melihat keberagaman ini Indonesia.”
Dalam kesempatan itu disampaikan pula kerinduan umat Katholik Indonesia kepada Paus. Juga salam dari para uskup agung dan uskup Indonesia.
“Kami berdoa dan berharap kesehatan dan kemakmuran yang baik untuk Yang Mulia. Kami percaya dan menghargai persaudaraan sebagaimana Yang Mulia percaya untuk menciptakan dan memelihara perdamaian di Indonesia,” tambah Yaqut.
Jadi Paus Pertama ke Indonesia dalam 33 Tahun
Undangan pada Paus Fransiskus untuk datang ke Indonesia ini merupakan yang kedua yang disampaikan presiden. Undangan serupa pernah disampaikan pada Januari 2020 lalu melalui Kardinal Pietro Parolin di Sekretarian Negara Tahta Suci Vatikan.
Jika Paus Fransiskus memenuhi undangan kali ini maka ia akan menjadi pemimpin Vatikan pertama yang datang ke Indonesia setelah 33 tahun. Sebelumnya Paus Yohanes Paulus II pernah melawat ke Indonesia pada Oktober 1989. Ketika itu ia singgah ke Jakarta, Yogyakarta, Maumere – Flores, Medan dan Dilli – Timor Timur yang ketika itu masih menjadi bagian dari Indonesia.
Misa Agung yang dilangsungkan di Stadion Utama Senayan ketika itu dihadiri sedikitnya 120 ribu umat Katholik dari Keuskupan Agung Jakarta, Bogor, Bandung dan Purwokerto. Misa Agung di Yogyakarta dihadiri 250 ribu umat dari Keuskupan Agung Semarang, Surabaya, dan Malang. Sementara Misa Agung di Maumere dihadiri 300 ribu umat Katholik dari Flores. Lebih dari 100 ribu umat juga memadati misa di Medan. Sementara misa terakhir di Dilli, Timor Timur, ketika itu diikuti oleh 400 ribu umat.
Paus Fransiskus, yang dikenal sebagai sosok progresif yang sangat pro-rakyat miskin, terpilih menjadi pemimpin tertinggi umat Katholik tahun 2013 setelah Paus Benediktus pensiun. [em/pp]