Tautan-tautan Akses

Akademi Sepak Bola Las Superpoderosas Memberdayakan Perempuan di Bolivia


Anak-anak perempuan di Bolivia kini memberdayakan diri melalui kursus sepak bola di akademi Las Superpoderosas atau ‘superwomen’ atau perempuan super. (Foto: AFP/Aizar Raldes)
Anak-anak perempuan di Bolivia kini memberdayakan diri melalui kursus sepak bola di akademi Las Superpoderosas atau ‘superwomen’ atau perempuan super. (Foto: AFP/Aizar Raldes)

Anak-anak perempuan di Bolivia kini memberdayakan diri melalui kursus sepak bola di akademi Las Superpoderosas atau ‘superwomen’ atau perempuan super. Akademi ini salah satu sekolah sepak bola eksklusif untuk perempuan pada sebuah negara yang memiliki ketidaksetaraan gender yang kuat.

Berawal enam tahun yang lalu, akademi sepak bola Las Superpoderosas kini memiliki hampir seratus peserta perempuan.

Ini merupakan salah satu pilihan bagi anak-anak perempuan di kota La Paz untuk belajar olah raga yang biasanya didominasi oleh laki-laki tersebut, meskipun ada juga sekolah-sekolah sepak bola campuran untuk siswa lelaki dan perempuan.

Carmen Pozo adalah pelatih sekaligus direktur akademi tersebut. Ia mengatakan bahwa bermain sepak bola merupakan alat untuk mendobrak pembatas ketidaksetaraan. Menurutnya, dalam sepak bola semua adalah sama, semua setara dan semua memiliki hak yang sama.

Diana Quispe (Kiri), dari tim sepak bola pasar Rodriguez, bersaing memperebutkan bola dengan Mariana Calle, dari pasar Los Pinos, selama pertandingan final antar pasar, di La Paz pada 27 Juli 2012. 32 tim wanita pribumi, pemegang kios dari pasar populer,
Diana Quispe (Kiri), dari tim sepak bola pasar Rodriguez, bersaing memperebutkan bola dengan Mariana Calle, dari pasar Los Pinos, selama pertandingan final antar pasar, di La Paz pada 27 Juli 2012. 32 tim wanita pribumi, pemegang kios dari pasar populer,

Carmen berkata, tidak jadi masalah dari mana asal kita, siapa kita, atau berapa umur kita. Di sini kita semua bermain sepak bola.

Thiana Berdeja, usia 15 tahun, yang telah dipanggil dua-kali untuk bergabung dalam tim nasional perempuan di bawah usia 17 (U-17), mengatakan bahwa akibat diskriminasi, bermain sepak bola pada awalnya sulit baginya.

Thiana berkata bahwa ia harus melewati banyak rintangan, namun begitu permainannya membaik, ia mulai diperhitungkan. Ini merupakan perjalanan yang sulit namun indah.

Ibu Thiana, Zdenscka Bacarreza, adalah pelatih tim nasional sepak bola perempuan U-17 Bolivia yang juga mengajar di akademi tersebut. Ia mengatakan walau ada diskriminasi, orang tua kini mendukung anak-anak perempuan mereka untuk bermain sepak bola.

Zdenscka mengatakan anak-anak perempuan tersebut punya tempat untuk berlatih, baik di akademi Las Superpoderosas, maupun di sekolah sepakbola campuran. Ini membuatnya senang karena kini telah banyak perubahan. Walau diskriminasi masih ada, anak-anak perempuan tersebut dapat melakukan apa yang mereka sukai.

Akademi Sepak Bola Las Superpoderosas Memberdayakan Perempuan di Bolivia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:55 0:00

Di Bolivia, dunia sepak bola perempuan masih berlangsung amatir, dan perjalanan mereka masih panjang untuk dapat menerima gaji sebagai pemain sepak bola.

Belum lama ini, akademi Las Superpoderosas mendapatkan penghargaan “Football for Friendship” berkat usaha mereka untuk memajukan nilai-nilai dalam pendidikan dan pelatihan pada olah raga yang di didominasi oleh kaum laki-laki. [aa/uh]

XS
SM
MD
LG