Pemerintah Inggris berusaha menenangkan situasi sementara nilai mata uang pound sterling terus anjlok.
Pound sterling sempat diperdagangkan pada 1,13 per dolar AS, tingkat terendah dalam 31 tahun. Nilainya sedikit pulih hari Senin, mencapai $1,22, namun tetap rendah.
Ada indikasi bahwa terus anjloknya nilai pound ini adalah karena investor, pengusaha, dan pedagang mata uang takut dengan konsekuensi dari Brexit, dan sepertinya pemutusan hubungan dengan Eropa tidak akan berlangsung secara mulus.
Manajer kekayaan, investor dan spekulan mata uang, semuanya kini memposisikan menjual pound sterling dalam volume besar.
Perdana Menteri Theresa May dan menteri-menterinya berusaha menenangkan kegelisahan akibat penurunan nilai pound sterling ini, dan menurut mereka, ini gejala yang normal.
Namun sebagian besar analis melihat tren turun untuk mata uang ini dan prospek pound akan menguat dalam dua tahun ke depan kecil. Muncul pertanyaan apakah pound sterling akan tetap dianggap mata uang utama dunia.
Bank-bank besar sudah menurunkan proyeksi mereka seputar nilai pound sterling. Rabobank memperkirakan pound sterling akan mencapai nilai $1,18 pada pertengahan 2017, sementara HSBC meramalkan pound sterling turun ke $1,10 pada akhir tahun depan. [jm]