Para aktivis serikat pekerja Perancis mengacaukan operasi dua dari delapan kilang minyak Perancis, Jumat (27/12), sebagai bagian dari pemogokan nasional menentang dinaikkannya usia pensiun. Pemogokan telah memasuki hari ke-23, yang terlama dalam beberapa dekade ini di Perancis.
Aksi mogok yang sekarang, selama tiga pekan lebih, kini lebih lama daripada pemogokan pekerja sektor transportasi pada tahun 1995 yang dianggap besar dalam sejarah modern Perancis. Pemogokan pada masa kepresidenan Jacques Chirac itu juga terkait dengan perombakan sistem pensiun dan berakhir setelah berlangsung 22 hari, sewaktu pemerintah membatalkan rencana perombakan itu.
Kali ini, Presiden Emmanuel Macron tampaknya bertekad untuk melanjutkan rencana perombakan sistem pensiun itu dan menaikkan usia resmi pensiun menjadi 64 tahun. Tetapi pemerintah sedang mengadakan perundingan dengan serikat-serikat pekerja dan menawarkan kompromi kepada para pilot, polisi forensik dan kelompok-kelompok lainnya.
Serikat-serikat pekerja yang nekad masih mempertahankan tekanan mereka. Protes mereka menimbulkan gangguan di kilang-kilang minyak hari Jumat di kawasan tenggara Paris dan di kawasan yang mencakup pelabuhan penting di Laut Tengah, Marseille.
Menteri Dalam Negeri Perancis bersikukuh bahwa gangguan itu tidak akan menyebabkan kelangkaan bensin dan mendesak pengendara kendaraan bermotor agar tidak panik membeli bensin.
Pemogokan itu menghentikan operasi hampir separuh kereta cepat Perancis pada hari Jumat. Turis dan warga Paris berjejalan ke kereta bawah tanah dan bus-bus yang lebih sedikit daripada biasanya.
Serikat pekerja mengadakan aksi mogok pada 5 Desember lalu untuk menentang rencana perombakan pensiun yang mereka anggap mengancam kesejahteraan warga Perancis. Macron berpendapat perubahan itu akan membuat sistem pensiun lebih adil. [uh/ab]