Para aktivis Suriah mengatakan sejumlah bentrokan antara pasukan pemerintah dan pemberontak pada Senin (17/9) menewaskan puluhan orang, menegaskan laporan baru PBB yang menyalahkan kedua pihak atas meningkatnya serangan terhadap warga sipil.
Kelompok Syrian Observatory for Human Rights melaporkan sebagian besar bentrokan terjadi di bagian utara, tetapi mengatakan laporan korban tewas juga datang dari bagian utara dan selatan Suriah.
Meski laporan kelompok berbasis di Inggris itu tidak dapat diverifikasi secara independen, para penyelidik PBB mengatakan punya dokumentasi mengenai meningkatnya kekerasan atas warga sipil sepanjang konflik 18 bulan antara pasukan Presiden Bashar al-Assad dan penentangnya.
Kepala komisi penyidik PBB, Paulo Pinheiro, mengatakan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa bahwa “berbagai pelanggaran sangat buruk” terlalu sering terjadi sehingga tim-nya tidak mampu mengusut semuanya.
Laporan komisi itu, yang selesai bulan lalu, mengatakan kedua pihak melakukan banyak kejahatan perang. Namun, kata mereka, pelanggaran oleh pasukan oposisi tidak “separah, sesering dan seluas” yang dilakukan pasukan pemerintah.
Kelompok Syrian Observatory for Human Rights melaporkan sebagian besar bentrokan terjadi di bagian utara, tetapi mengatakan laporan korban tewas juga datang dari bagian utara dan selatan Suriah.
Meski laporan kelompok berbasis di Inggris itu tidak dapat diverifikasi secara independen, para penyelidik PBB mengatakan punya dokumentasi mengenai meningkatnya kekerasan atas warga sipil sepanjang konflik 18 bulan antara pasukan Presiden Bashar al-Assad dan penentangnya.
Kepala komisi penyidik PBB, Paulo Pinheiro, mengatakan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa bahwa “berbagai pelanggaran sangat buruk” terlalu sering terjadi sehingga tim-nya tidak mampu mengusut semuanya.
Laporan komisi itu, yang selesai bulan lalu, mengatakan kedua pihak melakukan banyak kejahatan perang. Namun, kata mereka, pelanggaran oleh pasukan oposisi tidak “separah, sesering dan seluas” yang dilakukan pasukan pemerintah.