Pengadilan India menolak permintaan pembebasan dengan jaminan bagi seorang dokter yang dipenjara seumur hidup karena dituduh membantu pemberontak Maois. Pengadilan tinggi di Bilaspur, negara bagian Chhattisgarh menolak permintaan pembebasan dengan jaminan Binayak Sen, 60 tahun, seorang dokter yang telah bekerja selama puluhan tahun dalam masyarakat dan suku miskin negara itu.
Sen dijatuhi hukuman penjara seumur hidup Desember lalu atas tuduhan hasutan dan konspirasi setelah dinyatakan bersalah karena meneruskan catatan dari pemimpin Maois yang ia rawat di penjara dan membantu para pemberontak membuka rekening bank. Dia telah mengajukan banding.
Putusan itu ditolak oleh juru kampanye hak-hak sipil yang mengatakan Sen menjadi korban karena menyoroti pelanggaran HAM.
Ada banyak tuntutan terhadap pemerintah India untuk membebaskannya, yang terbaru dari 40 pemenang Hadiah Nobel, yang menyebut Sen "rekan yang luar biasa, berani, dan tanpa pamrih."
Direktur Human Rights Watch Kawasan Asia Selatan di India, Meenakshi Ganguly, mengatakan aktivis HAM kecewa atas penolakan pembebasan dengan jaminan dokter itu. Ganguly menyebutnya sebagai kemunduran bagi aktivis HAM di negeri itu.
Menurut Ganguly, "Binayak Sen mendapat perhatian dan dukungan internasional... ketika sesuatu seperti ini terjadi, maka pihak berwenang seolah-olah mencoba membungkam pengritik. Dalam kasus ini, orang-orang yang bekerja di tingkat akar rumput, yang tidak memiliki profil seperti Binayak Sen lebih takut, dan itu sangat menyakitkan bagi demokrasi India."
Amnesty International mengatakan persidangan Sen melanggar standar internasional, dan dakwaan terhadap dirinya bermotif politik. Kasus ini juga menambah keprihatinan bahwa hukum anti-teror India terlalu luas.
Sen, dokter anak, mendapat pujian internasional atas karyanya di Chattisgarh. Klinik-klinik kesehatan yang ia pimpin untuk beberapa orang termiskin di negara bagian itu turut menurunkan tingkat kematian balita. Ia membantah mendukung pemberontak Maois.
Chhattisgarh adalah salah satu negara bagian termiskin India, dan salah satu yang terburuk dipengaruhi oleh aksi kekerasan pemberontak Maois.
Keluarga Sen bertekad untuk mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi untuk mencari jaminan baginya.