Tautan-tautan Akses

Aktivitas 18 Gunung Berapi Meningkat


Aktivitas Gunung Merapi bulan November 2010 lalu (foto: dok). Lima dari 18 gunung berapi di Indonesia yang berstatus waspada saat ini statusnya sudah dinaikan menjadi siaga.
Aktivitas Gunung Merapi bulan November 2010 lalu (foto: dok). Lima dari 18 gunung berapi di Indonesia yang berstatus waspada saat ini statusnya sudah dinaikan menjadi siaga.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan 18 gunung berapi aktif di Indonesia mengalami peningkatan aktivitas. Dari 18 gunung berapi yang aktivitasnya meningkat, lima di antaranya statusnya dinaikkan menjadi siaga.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menyatakan 18 dari 127 gunung berapi aktif di Indonesia mengalami peningkatan aktivitas atau berada di atas normal.

Gunung-gunung tersebut memuntahkan awan panas dan memunculkan gempa vulkanik.

Lima dari 18 gunung yang berstatus waspada saat ini statusnya sudah dinaikan menjadi siaga. Lima gunung itu adalah Gunung Lokon, soputan dan Karangetan di Sulawesi Utara, Gunung Ibu di Maluku Utara serta Gunung Papandayan di Jawa Barat.

Menurut pos pemantauan, kata Surono, lima gunung tersebut paling aktif menyemprotkan awan panas. Surono menambahkan pihaknya telah menyiapkan skenario penyelamatan bagi penduduk di sekitar 18 gunung berapi itu.

"Ada lima gunung api yang siaga. Mudah-mudahan siaga ini tidak meletus. Saya mengerti di Papandayan banyak orang jualan di tepi kawah dan sebagainya pastilah sekarang mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi menjelang lebaran tapi sialnya itu siaga. Saya yakin tidak ada pengunjung dan kasihan sekali (mereka)," ujar Surono.

Data Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana menempatkan Indonesia sebagai negara dengan risiko bencana alam sangat tinggi. Risiko itu dihitung dari jumlah manusia yang mungkin kehilangan nyawa karena bencana.

Surono menambahkan pihaknya saat ini sedang meningkatkan sistem pemantauan tetapi dia menyayangkan tidak berkembanganya teknologi pemantauan gunung berapi di Indonesia.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya mendapatkan bantuan berupa beasiswa dari sebuah universitas Amerika, George Washington University, untuk mempelajari teknologi terkini bagi pemantauan gunung berapi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor dan gunung berapi.

Posisi geografis Indonesia menyebabkan ancaman bencana alam sangat umum terjadi

"Di Indonesia ada tiga lempeng aktif dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng India-Australia dan lempeng Pasifik di mana pergerakan lempeng tadi telah membentuk kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia ada 13 jenis bencana yaitu dari bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami dan gunung meletus. Ada juga bencana hidrometeorologi yaitu bencana banjir, kekeringan, puting beliung dan gelombang pasang," ujar Sutopo Purwo Nugroho.

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana akan melakukan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bencana.

XS
SM
MD
LG