Tautan-tautan Akses

Akui Bersalah atas Tuduhan Terorisme, Pria Hong Kong Dipenjara 6 Tahun


FILE - Barang bukti yang disita ditampilkan saat konferensi pers di markas polisi di Hong Kong, 6 Juli 2021. (AP/Kin Cheung, File)
FILE - Barang bukti yang disita ditampilkan saat konferensi pers di markas polisi di Hong Kong, 6 Juli 2021. (AP/Kin Cheung, File)

Seorang pria Hong Kong, Kamis (28/12) dijatuhi hukuman enam tahun penjara setelah mengaku bersalah atas tuduhan terorisme berdasar undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing. Pria itu terlibat dalam rencana pemboman gedung pengadilan yang gagal.

Jaksa mengatakan Ho Yu-wang (19), adalah dalang rencana pembuatan bom yang menarget gedung pengadilan pada 2021. Plot itu, yang melibatkan sebagian besar siswa SMU ketika itu, dibongkar polisi. Tidak ada bom yang dibuat dan tidak ada korban jiwa, kata jaksa sebelumnya.

Polisi mengatakan mereka menggerebek sebuah wisma pada 2021 dan menyita peralatan yang diyakini untuk membuat bahan peledak. Mereka juga menuduh Ho telah menulis catatan yang mengatakan bahwa tujuannya adalah mengacaukan Hong Kong, mendorong konflik antara pemerintah pusat dan pihak lain, dan membangun kelompok perlawanan.

Dua terdakwa lainnya menerima hukuman penjara hingga enam tahun untuk dakwaan alternatif.

Ho adalah aktivis yang kurang dikenal dalam gerakan prodemokrasi di kota semiotonom tersebut. Tetapi kasusnya telah menarik perhatian karena sebagian besar dari mereka yang ditangkap karena plot tersebut adalah pelajar ketika penuntutan dimulai sekitar dua tahun lalu.

Pada Mei, Ho mengaku bersalah atas konspirasi untuk mengatur, merencanakan, atau melakukan kegiatan teroris berdasarkan undang-undang keamanan yang diberlakukan di bekas jajahan Inggris tersebut setelah protes 2019.

Undang-undang keamanan yang disahkan pada 2020 mengkriminalisasi tindakan suksesi, subversi, terorisme, dan kolusi dengan kekuatan asing. Akibatnya, banyak aktivis terkemuka di kota tersebut dituntut. Otoritas Beijing dan Hong Kong memuji langkah itu karena mampu memulihkan stabilitas di pusat keuangan tersebut.

Hakim Alex Lee mengatakan jika rencana itu terlaksana maka itu akan mengubah kondisi sosial di Hong Kong dari buruk menjadi lebih buruk, dan Ho telah mengabaikan supremasi hukum dan risiko yang dihadapi “sesama gangster.” Hakim mengurangi masa hukuman dari awalnya 10 tahun, dengan alasan bahwa Ho mengajukan permohonan tepat waktu dan kemudian memberikan bantuan praktis kepada polisi.

Dalam mitigasinya, Lee mendengar bahwa Ho bersyukur telah ditangkap, sehingga rencananya tidak terwujud, dan bahwa dia telah mengubah pola pikirnya dan melanjutkan studinya, khususnya sejarah China.

Dua terdakwa lainnya, Kwok Man-hei (21) dan Cheung Ho-yeung (23), masing-masing dijatuhi hukuman dua setengah tahun dan enam tahun penjara. Mereka mengaku bersalah berkonspirasi untuk menyebabkan ledakan yang mungkin membahayakan nyawa dan harta benda, alternatif terhadap tuduhan terorisme yang tercakup dalam undang-undang terpisah.

Pada Mei, empat orang yang terlibat komplotan itu telah dijatuhi hukuman penjara atau pusat-pusat pelatihan yang berfokus pada rehabilitasi setelah mereka mengaku bersalah atas dakwaan alternatif. [ka/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG