Ukraina sedang menyelesaikan persiapan untuk melancarkan serangan balasan yang dinantikan terhadap Rusia pada musim semi, dan Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya akan berperang dengan atau tanpa bantuan jet militer Barat.
Kemajuan yang dicapai Ukraina di medan perang sangat bergantung pada pasokan militer dari Barat. Para pakar militer mengatakan, tanpa jet canggih dari sekutu Kyiv, NATO, serangan balasan kemungkinan akan menjadi pertempuran yang akan dibayar mahal.
Dalam beberapa hari terakhir, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg termasuk di antara para pemimpin Barat yang mengadakan pertemuan dengan pimpinan dan komando militer Ukraina. Ia menekankan bahwa melalui Grup Kontak yang dipimpin oleh Amerika Serikat, sekutu dan mitra NATO telah menyediakan lebih dari 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan ke Ukraina, termasuk lebih dari 1.550 kendaraan lapis baja, 230 tank, dan sejumlah besar amunisi.
“Secara total, kita telah melatih dan memperlengkapi lebih dari sembilan brigade lapis baja baru Ukraina. Ini akan menempatkan Ukraina pada posisi yang kuat untuk terus merebut kembali wilayah yang diduduki,” kata Stoltenberg pekan lalu saat konferensi pers.
Ukraina mengatakan memerlukan lebih banyak perlengkapan perang. Komandan tertinggi militer Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi, baru-baru ini mengadakan rapat kerja dengan Jenderal Angkatan Darat A.S. Christopher Cavoli. Menurut sumber VOA, para jenderal mendukung kemampuan militer Ukraina dan menyepakati perlunya penilaian menyeluruh atas kesiapan Ukraina untuk serangan balasan.
Jenderal Zaluzhnyi setelah pertemuan tersebut mengunggah di Facebook bahwa para peserta pertemuan tersebut telah “mempertimbangkan secara lebih mendalam situasi operasional di sepanjang garis depan… kemungkinan skenario, ancaman, dan prasyarat untuk tindakan tindakan kita di masa depan." [my/jm]
Forum