Angkatan laut Amerika menyalahkan tingginya aktivitas operasi, ketidakpastian anggaran, dan pemimpin-pemimpin yang lebih mementingkan misi mereka di atas keselamatan merupakan penyebab insiden maut yang terjadi beberapa kali di laut.
Kapal perusak USS John S. McCain bertubrukan dengan sebuah kapal tanker bulan lalu di lepas pantai Singapura, sehingga menyebabkan 10 pelaut Amerika tewas dan lima cedera. Dan USS Fitzgerald sebuah kapal perusak lainnya, bertubrukan dengan kapal kontainer di perairan Jepang pada Juni, menewaskan 7 pelaut.
Tabrakan-tabrakan ini masih dalam penyelidikan, tetapi pada sebuah rapat dengar pendapat yang diadakan oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat Selasa (19/9), perwira tinggi AL, Laksamana John Richardson, mengatakan, kegagalan kepemimpinan di seluruh Angkatan merupakan faktor utama penyebab tabrakan-tabrakan itu.
Dia berjanji akan menjadikan faktor keselamatan sasaran terpenting di AL Amerika menyusul insiden-insiden ini, dan mengakui bahwa panglima kapal-kapal yang dikerahkan ke garis depan ini acapkali lebih mementingkan misi dari pada keselamatan.
“Hanya kalau sertifikasi keselamatan itu terlaksana dan pemeliharaan dilakukan secara benar bisa kita harapkan untuk mengerahkan secara efektif dan melaksanakan misi,” katanya.
Pada awal rapat dengar pendapat Selasa itu, Senator John McCain mengucapkan bala sungkawanya kepada keluarga pelaut-pelaut yang tewas itu, beberapa dari mereka hadir dalam rapat tersebut itu. Pemberian nama USS John McCain adalah dalam rangka menghormati ayah dan kakek Senator McCain, kedua-duanya adalah laksamana AL. [jm]