Kelompok militan Somalia, al-Shabab, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan maut terhadap sebuah hotel di Mogadishu hari Senin (26/10), yang menewaskan paling sedikit 11 orang, termasuk pemilik hotel itu, seorang komandan militer dan dua anggota parlemen.
Pihak berwenang mengatakan militan meledakkan bom mobil di gerbang Hotel Sahafi di ibukota Somalia. Setelah ledakan, orang-orang bersenjata menyerbu hotel itu, yang popular di kalangan pejabat pemerintah dan pimpinan perusahaan.
Mayor polisi Ismail Nur mengatakan kepada Reuters polisi telah menolong banyak pejabat pemerintah dengan menempatkan tangga di tembok belakang hotel itu. Nur mengatakan polisi juga telah menerima telepon dari para staff hotel yang bersembunyi dalam bangunan itu yang mengatakan ada orang dan pejabat pemerintah yang luka dalam hotel itu. “Jumlah yang tewas kemungkinan akan meningkat,” katanya.
Ada laporan yang simpang siur mengenai status pertempuran. Sebagian mengatakan pemberontak masih terus tembak-menembak dengan pasukan Uni Afrika dan pasukan keamanan Somalia. Laporan lainnya mengatakan pertempuran telah berakhir.
Dalam beberapa bulan ini, al-Shabab telah meledakkan satu lagi hotel Mogadishu, mengalahkan 3 pangkalan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia dan meledakkan bom di lahan istana presiden Somalia.
Kelompok itu menguasai sebagian besar Somalia selatan belum lama ini tahun 2010, tetapi dipukul mundur ke pedalaman oleh pasukan Uni Afrika dan pemerintah Somalia. Militan sering melakukan serangan, dan sering menarget pejabat pemerintah dan pasukan Uni Afrika.
Kelompok yang terkait al-Qaida itu berusaha memberlakukan hukum syariah yang ketat di negara tersebut dan sering memenggal kepala, merajam atau melempari dengan batu hingga tewas dan memotong bagian tubuh orang yang dituduh melakukan berbagai kejahatan. [gp]