Tahun 2017 adalah tahun yang mematikan dan menghancurkan karena berbagai bencana alam. Kebakaran hutan di Amerika, gunung berapi di Indonesia, dan tanah longsor serta angin topan di seluruh dunia. Bencana alam menghancurkan rumah, kekuatan, air dan kehidupan. Arash Arabasadi mengamati beberapa laporan bencana tersebut yang menjadi berita utama.
Planet kita mungkin terlihat tenang dari antariksa, namun di permukaannya bencana alam mengingatkan kita pada kekuatan alam yang besar.
Tiga badai kategori empat melanda Amerika dan wilayahnya tahun 2017, semuanya berselisih hanya 45 hari satu sama lainnya.
Badai itu menyebabkan kerusakan yang mencapai nilai ratusan miliar dolar, dimana beberapa daerah sampai sekarang masih hancur dan belum pulih.
Sudah tiga bulan sejak wilayah Amerika, Puerto Rico dihantam Badai Maria dengan kecepatan angin mencapai 250 kilometer per jam.
Pada pertengahan Desember, insinyur disana memperkirakan separuh dari 3,3 juta penduduk pulau itu masih belum punya akses ke aliran listrik.
Warga berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti air atau obat-obatan. Sementara itu the Army Corps of Engineers atau satuan insinyur dari militer Amerika memperkirakan pemulihan listrik untuk seluruh Puerto Rico belum akan terwujud sampai Mei 2018.
Di Indonesia, kru menyelamatkan hewan yang terlantar sementara kepulan abu mengubah langit menjadi berwarna abu-abu.
Letusan gunung berapi di Bali, pada bulan November dan di Sumatra pada bulan Desember memaksa puluhan ribu orang untuk melakukan evakuasi dan sempat melumpuhkan perjalanan udara.
Ishaq Kepala Penanggulan Darurat mengatakan, "Lava mengalir ke dua arah: selatan dan tenggara, dan memuntahkan abu vulkanik setinggi 4,6 kilometer ke langit."
Bulan Desember di Filipina, Badai Tropis Tembin menewaskan sekurangnya 120 orang dan 160 lainnya masih dinyatakan hilang.
Dan akhirnya, di California, enam kebakaran besar berkecamuk di negara bagian barat Amerika dan mencatat rekor yang baru. Ribuan petugas pemadam kebakaran memerangi kebakaran yang membakar lebih dari dua juta hektar lahan. 40 orang lebih tewas dan 9.000 lebih bangunan hancur di seluruh negara bagian.
"Kebakaran itu menghanguskan beberapa rumah yang indah. Kita saksikan rumah-rumah yang memiliki ruang bertahan, selamat. Ada kobaran api yang langsung menerjang dan karenanya kami meminta penduduk untuk mengusahakan ruang-ruang bertahan, rencanakan bangunan rumah itu agar aman," kata Steve Cocialdi dari Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California.
Baru satu minggu memasuki musim dingin, salju setinggi 165 sentimeter menghantam kota Erie, Pennsylvania di Amerika, mungkin menjadi pertanda apa yang hendak dilakukan alam terhadap planet Bumi pada tahun 2018. [my/jm]