Sebuah tabung mengapung panjang yang dirancang untuk mengumpulkan sampah dari samudra, akhirnya berhasil dioperasikan. Pengoperasian tersebut mengakhiri beberapa kegagalan dalam percobaan sebelumnya.
Proyek Ocean Cleanup, diprakarsai oleh Boyan Slat, anak muda yang berasal dari Belanda. Ia tak lulus bangku kuliah dan kini berusia 25 tahun. Slat mulai mengumpulkan sampah plastik dari sebuah daerah yang dikenal sebagai the Great Pacific Garbage Patch atau kumpulan sampah plastik yang luas di Pasifik. Letaknya berada di antara Kalifornia dan Hawaii.
“Sistem pembersihan samudra kami kini mulai menangkap plastik, dari jala satu ton sampai keping mikroplastik!” demikian bunyi cuitan Boyan Slat.
Tabung sepanjang 600 meter yang mengapung tersebut memiliki jaring sampai kedalaman 3 meter yang berperan menangkap sekitar 1,8 triliun keping plastik. Meski demikian pengoperasian tabung tersebut tidak akan mengganggu kehidupan laut di bawahnya.
Sebuah jangkar ditambahkan pada tabung, setelah gagal memerangkap sampah tahun lalu. Jangkar itu memperlambat gerakan tabung dan memungkinkan alat itu menangkap sampah sambil mengapung dan bergerak sesuai aliran samudra.
Dengan sensor dan satelit, tabung ini berkomunikasi dengan ilmuwan untuk memberitahu mereka kapan harus mengirim kapal untuk menjemput sampah yang terkumpul.
Lembaga non-profit yang bergerak di bidang lingkungan, Ocean Conservancy, menaksir sekitar 600 ribu sampai 800 ribu ton peralatan penangkapan ikan ditinggalkan atau hilang di samudra setiap tahun. Sekitar 8 juta ton sampah plastik seperti botol, kantong, dan mainan mengapung di samudra dan berasal dari pantai, dan sungai di daratan.
Slat mengatakan, langkah berikutnya adalah merancang sebuah tabung yang lebih panjang dan kuat. Tabung tersebut akan mampu mengumpulkan sampah selama satu tahun atau lebih, sebelum dibutuhkan sebuah kapal untuk mengosongkannya. “Masih banyak pekerjaan di hadapan kami,” katanya. [jm/pp]