Seorang diplomat Amerika mengatakan Korea Utara dapat memasuki kembali masyarakat internasional apabila negara itu memenuhi kewajiban internasionalnya membongkar program nuklirnya.
Dutabesar Glyn Davies, utusan khusus menteri luar negeri Amerika untuk kebijakan Korea Utara, mengatakan kepada VOA bahwa Pyongyang berjanji akan menghentikan program nuklirnya dalam pertemuan dengan para pejabat Amerika tanggal 29 Februari, tetapi tidak lama kemudian melanggar janjinya.
Davies mengatakan bahwa hanya 16 hari setelah persetujuan itu dicapai, Pyongyang membatalkannya dengan meluncurkan roket, yang katanya jelas percobaan misil balistik. Ia mengatakan tindakan Korea Utara itu tidak dapat dimengerti, mengingat waktu dan usaha yang digunakannya dalam mencapai persetujuan itu.
Sebagai akibatmya, ia mengatakan Amerika Serikat kehilangan kepercayaan pada janji Korea Utara dan memutuskan untuk menghentikan rencana untuk mengirim bantuan pangan kepada negara yang miskin itu.
Menurut Glyn Davies, program bantuan pangan akan mengharuskan proses verifikasi yang rumit bahwa pangan akan diberikan kepada rakyat yang kekurangan dan bukan untuk tentara Korea Utara yang besar itu.
Selain itu, Dutabesar Glyn Davies juga mendesak Korea Utara agar memperbaiki hubungannya dengan Korea Selatan dan seluruh dunia dengan melaksanakan resolusi-resolusi PBB yang sejauh ini tidak dihormatinya. Davies mengimbau Pyongyang untuk membuktikan janji-janjinya dengan tindakan nyata untuk menunjukkan bahwa negara itu sungguh-sungguh memenuhi kewajibannya.
Davies mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dengan mengatakan pemerintah Pyongyang harus mulai mengutamakan kebutuhan rakyatnya, untuk memastikan bahwa rakyat memperoleh pangan, pendidikan dan kebutuhan dasar lain. Amerika Serikat mengamati keadaan hak azasi manusia di Korea Utara serta sikapnya terhadap Korea Selatan dan masyarakat internasional.
Dutabesar Glyn Davies, utusan khusus menteri luar negeri Amerika untuk kebijakan Korea Utara, mengatakan kepada VOA bahwa Pyongyang berjanji akan menghentikan program nuklirnya dalam pertemuan dengan para pejabat Amerika tanggal 29 Februari, tetapi tidak lama kemudian melanggar janjinya.
Davies mengatakan bahwa hanya 16 hari setelah persetujuan itu dicapai, Pyongyang membatalkannya dengan meluncurkan roket, yang katanya jelas percobaan misil balistik. Ia mengatakan tindakan Korea Utara itu tidak dapat dimengerti, mengingat waktu dan usaha yang digunakannya dalam mencapai persetujuan itu.
Sebagai akibatmya, ia mengatakan Amerika Serikat kehilangan kepercayaan pada janji Korea Utara dan memutuskan untuk menghentikan rencana untuk mengirim bantuan pangan kepada negara yang miskin itu.
Menurut Glyn Davies, program bantuan pangan akan mengharuskan proses verifikasi yang rumit bahwa pangan akan diberikan kepada rakyat yang kekurangan dan bukan untuk tentara Korea Utara yang besar itu.
Selain itu, Dutabesar Glyn Davies juga mendesak Korea Utara agar memperbaiki hubungannya dengan Korea Selatan dan seluruh dunia dengan melaksanakan resolusi-resolusi PBB yang sejauh ini tidak dihormatinya. Davies mengimbau Pyongyang untuk membuktikan janji-janjinya dengan tindakan nyata untuk menunjukkan bahwa negara itu sungguh-sungguh memenuhi kewajibannya.
Davies mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dengan mengatakan pemerintah Pyongyang harus mulai mengutamakan kebutuhan rakyatnya, untuk memastikan bahwa rakyat memperoleh pangan, pendidikan dan kebutuhan dasar lain. Amerika Serikat mengamati keadaan hak azasi manusia di Korea Utara serta sikapnya terhadap Korea Selatan dan masyarakat internasional.