Berbicara pada konferensi pers di ibukota Myanmar, Naypitaw, Selasa (19/1), Blinken, yang merupakan utusan AS pertama sejak pemilu bersejarah tahun lalu mengatakan, ia mendesak pemerintah yang berkuasa untuk menyelesaikan proses transisi dan membebaskan semua tahanan politik.
"…salah satu langkah bersejarah pemerintah ini adalah pekerjaan yang telah dilakukannya dan reformasi luas serta pembebasan para tahanan politik pada khususnya," kata Blinken. "Dan itu merupakan penyelesaian yang tepat, membebaskan semua tahanan politik sehingga pada saat transisi selesai dan pemerintah baru berkuasa, tidak ada lagi yang di penjara karena pandangan politik mereka," kata Blinken.
Sebelumnya Selasa, Blinken bertemu dengan Presiden Thein Sein, pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi, LND, Aung San Suu Kyi dan pejabat tinggi lainnya, dan dia mengucapkan selamat atas pemilu yang" damai dan sukses" .
"Hasil pemilu merupakan bukti tekad kuat selama puluhan tahun dari Aung San Suu Kyi dan partainya NLD pada demokrasi, kata Blinken, hari Selasa. “Ini merupakan saat dengan kesempatan besar, saat bagi para pimpinan politik Myanmar bekerja sama untuk membentuk pemerintahan baru dan menanggapi perbedaan mereka melalui dialog," kata Blinken.
Dalam pertemuan itu, pembicaraan juga dipusatkan pada tantangan-tantangan ekonomi negara itu, proses perdamaian dan dialog politik antara pemerintah dan kelompok etnis.
Setelah hampir 5 dasawarsa kekuasaan militer, partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi memenangkan mayoritas kursi parlemen dalam pemilu tanggal 8 November lalu, menjadi pemerintahan terpilih demokratis pertama di negara itu. [ps/jm]