Amerika ingin agar Burundi menunda pelaksanaan pemilu mendatang, pasca kerusuhan politik selama beberapa minggu.
“Situasinya tidak kondusif untuk melangsungkan pemilu yang demokratis, kredibel, bebas dan adil.” Demikian ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jeff Rathke, Jumat (29/5).
“Kami sangat prihatin dengan serangan granat baru-baru ini, aksi kekerasan yang dipicu oleh milisi muda partai yang berkuasa “Imbonerakure”, terus berlanjutnya pembatasan berkumpul secara damai dan adanya media yang telah merusak upaya mencapai resolusi damai atas krisis ini,” tambah Rathke.
Seorang anak luka-luka dalam serangan granat hari Jumat di tempat parkir bank di ibukota Bujumbura. Sedikitnya dua orang tewas dalam serangan granat dalam beberapa hari terakhir ini.
Human Rights Watch mengatakan polisi telah menggunakan “kekuatan berlebihan” untuk menumpas demonstrasi terhadap rencana Presiden Pierre Nkurunziza untuk kembali bertarung bagi masa jabatan ketiga.