Amnesty International mengatakan pemerintah negara-negara Asia Pasifik yang terus membungkam pengritik menyebut keamanan nasional sebagai alasan tindakan mereka.
Dalam laporan tahunannya mengenai keadaan hak azasi manusia global tahun 2010, Amnesty menggunakan kecaman yang paling keras terhadap Korea Utara. Amnesty mengatakan pemerintah Korea Utara tidak menghormati hampir semua aspek hak azasi manusia yang diakui internasional.
Amnesty mengatakan tidak ada kebebasan mengutarakan pendapat dan tidak ada kebebasan berorganisasi di Korea Utara dan pemerintah menghukum usaha memperoleh informasi dari sumber yang tidak resmi.
Sementara mengenai Birma, Amnesty mengatakan walaupun telah membebaskan tokoh oposisi Aung San Suu Kyi dan mengadakan pemilu legislatif tahun lalu, tetapi ribuan orang masih dipenjarakan dalam keadaan mengerikan di negara itu.
Mengenai Tiongkok, laporan itu mengatakan siapa saja yang menentang langsung pemerintah komunis Tiongkok merasakan ganjaran yang sangat berat. Amnesty juga mengecam Malaysia karena membiarkan polisi menghukum cambuk tersangka yang ditangkap karena melakukan pidana ringan. Laporan itu juga mengecam Vietnam atas apa yang disebutnya peradilan yang cacat terhadap para aktivis yang mengeluh mengenai pemerintah.
Amnesty mengatakan ada beberapa kabar baik untuk dilaporkan mengenai Asia dalam tahun 2010, antara lain, pembebasan Aung San Suu Kyi, tekad Indonesia untuk memperbaiki kehidupan wanita dan anak perempuan, dan hukuman penjara 35 tahun yang dijatuhkan terhadap penjahat perang Khmer Merah Kamboja, Kaing Guek.
Meski ada pujian buat Indonesia, namun Amnesty juga mengecam masih banyaknya pelanggaran HAM, yaitu "penggunaan kekerasan yang berlebihan" yang dilakukan polisi Indonesia baik terhadap para demonstran maupun yang dilakukan dalam operasi anti terorisme.
